Ojo Dolan : lawan Covid-19

Muhammad Ridho
Chapter #2

Belangkon

Berita tentang pandemi Covid-19 makin meluas di seluruh penjuru dunia, itu kalau beneran ada alien di luar angkasa sana, pasti mereka lagi ngegosip tentang keadaan bumi.

"Ihh, Jeng. Tau gak sih kalau penghuni Bumi sedang kena musibah wabah virus."

"Masa sih, semoga deh ya itu virus gak ke planet kita, Jeng."

"Ngomong-ngomong yang narik arisan kali ini siapa, Jeng?"

Seperti itulah Kira-kiranya, eh tapi apakah benar mereka menggosip seperti itu ya?

Namanya juga berita heboh yang tersiar di seluruh penjuru Bumi ini, semua emak-emak pada sibuk ngegosipin virus tersebut. Ada yang gak percaya, meremehkan, takut, sampai menyangka itu hanyalah sebuah pengalihan isu. Isu muatamu picek (matamu picek).

Setelah selesai makan gue keluar rumah mencoba menenangkan diri ini dari setumpuk pikiran tentang kecocokan mimpi tadi malam dengan kejadian wabah virus covid-19.

"Kok bisa sih itu mimpi bentuknya sama dengan kejadian sekarang." Gue berkata pada diri sendiri.

"Mumet gue jadinya."

Udara segar di pagi hari menyambut indra penciuman gue, enak dan segar. Aroma rumput dan daun pada pohon sangat terasa pada udara di pagi hari. Namun belum juga puas menikmati udara segar itu, ada aja perusak suasana. Sesuatu aroma yang menusuk paksa indera penciuman ini.

"Juanc*ok! Pagi-pagi ngopo ada bau buntang sih?"

(Kata umpatan, ngapa)

Gue menjauh dari area bangkai tikus yang terlindas oleh kendaran, kasihan keluarganya yang di tinggal tulang punggung mereka.

Perjalanan gue lanjutkan menuju gubuk di persawahan, ada alasan mengapa gue lebih milih ke sana. Ya karena cuma itu doang yang ada di desa gue, petakan ladang sawah membentang luas di desa ini.

"enake kahanan sawahan," ucap gue ketika duduk menyender di bilik gubuk yang terbuat dari perpaduan kayu dan bambu.

(Enaknya suasana persawahan)

Lantunan suara kicau burung mengisi sunyinya bunyi di ladang persawahan, angin sepoi-sepoi membantu kekosongan itu agar menjadi lebih menyenangkan. Gue paling suka dengan suasana ini, tenang dan damai. Jauh dari kata-kata yang menjerumuskan ke jurang dosa.

"As*u!" Gue terperanjat kaget karena ada seekor binatang yang melintas di kaki gue.

(Nama lain dari binatang peliharaan)

"Ealah kowe mengagetkan gue, Kus."

(Kamu)

Binatang yang mengagetkan gue itu rupanya adalah tikus sawah, binatang ini adalah hama bagi para petani yang menanam padi di sawah. Mereka suka menghancurkan tanaman padi ketika musim panen telah tiba.

"Eh-."

Lihat selengkapnya