Penilaian masyarakat seringkali lebih menyeramkan daripada kenyataan.
Sudah satu semester Urie berada di sekolah ini. Banyak hal yang membuat pandangannya mengenai tempatnya menuntut ilmu ini berubah.
Sekolah ini jauh lebih baik dari yang pernah Urie bayangkan. Awalnya ia berpikir sekolah ini akan dipenuhi oleh murid-murid berandalan yang akan memaksanya merokok atau lebih parah ia akan dicekoki minuman keras bahkan Narkoba.
Kenyataan murid-murid disekolah ini jauh lebih baik bahkan bisa dibilang sebagian besar murid disini masih polos untuk seukuran murid SMA. Mereka orang yang masih baru bermimpi ketika lulus bisa menjadi polisi, penyanyi bahkan perawat. Sungguh manis....
Kenyataan yang membuat reputasi sekolah ini buruk bukan karena muridnya semata melainkan karena bobroknya sistem pembelajaran yang ada. Guru-guru datang semaunya sehingga para murid malas bosan lalu kabur dan murid yang tersisa menganggur karena guru tidak masuk ke kelas karena alasan muridnya sudah kabur. Setidaknya itu penilaian seorang Urie.
Kondisi seperti itu membuat kelemahan seorang Urie muncul yakni ia merasa tidak punya saingan dan tidak belajar lebih giat lagi. Hal tersebut membuat nilainya anjlok cukup drastis di semester pertamanya di SMA.
"Jadi, siapa yang payah sekarang?" ucap Eric seraya mengembalikan selembar kertas yang mana itu adalah laporan nilai milik Urie
"Bukan hanya lebih rendah dari rata-rata nilaiku kau bahkan hanya peringkat dua di kelasmu," lanjutnya.
Mendengar perkataan Eric dirinya hanya tertunduk lesu karena untuk pertama kalinya ia kalah dari sahabatnya itu. Hal yang sangat ia tidak inginkan benar-benar terjadi lalu dalam benaknya terbesit,
Apa aku memang sepayah ini?
...
Kau yang membuatku jatuh namun kau juga yang membantuku kembali berdiri.
"Sudahlah tak ada gunanya kau sedih karena hal sepele seperti ini, Kau itu lelaki dan sudah sma pula jadi jangan kekanak-kanakan seperti itu,"
Perkataan Eric terdengar jelas ditelinga Urie
Hal sepele? Apa benar ini hanya hal sepele lalu apa benar aku ini kekanak-kanakan? pertanyaan itu terus terngiang dalam pikirannya.
"Pembuktian sebenarnya masih jauh di depan sana, ayo ikut denganku kita tak punya banyak waktu hanya untuk bersedih," lanjut Eric yang kemudian pergi
"Ayo! jangan diam saja!"
Eric membawa Urie ke perpustakaan, disana ternyata sudah ada beberapa orang lain diantaranya ada Manda seorang gadis cantik yang kini berkerudung panjang yang tidak diduga bisa mengalahkan Urie. Dia pun duduk disebelah gadis itu sementara Eric duduk di depan menghadap semua di ruangan itu ia tidak duduk di kursi melainkan diatas meja terdepan.
"Baiklah, semua sudah berkumpul kita langsung ke intinya," ucap Eric dengan gestur santai namun nada bicara serius.
"Kepala sekolah memberikan tugas menyebalkan padaku dimana seharusnya tugas itu dilakukan oleh guru. Aku tau ini menyebalkan tapi aku akan memimpin kalian untuk persiapan menuju olimpiade Sains tahun ini,"
Menyebalkan, bisa dibilang itu adalah kata favorit Eric dimana kata itu sering sekali ia sebutkan dalam semua hal, tetapi yang menjadi perhatian Urie bukanlah kebiasaan mengeluh sahabatnya itu melainkan,
Olimpiade? Benar juga itu tujuanku masuk kesini pembuktianku bukanlah menjadi juara kelas atau juara sekolah melainkan menjadi juara Olimpiade dari sekolah kecil bereputasi buruk ini .