Kamu bukan siapa-siapa tapi kenapa kamu selalu hadir dalam pikiranku.
Sore itu Akame hanya jalan-jalan di sekitaran rumahnya yang kebetulan berada di daerah dekat perkebunan teh. menikmati sejuknya udara di daerah perkebunan saling menegur sapa dengan tetangga membuat suasana sore itu sangat menenangkan bagi dirinya namun entah kenapa selama berjalan ia selalu memikirkan satu hal yakni apa aku akan bertemu dia lagi? .
Sudah tiga minggu lamanya ia tak bertemu orang itu. Orang yang selalu mengerti dirinya.
Tanpa sadar selama memikirkan hal tersebut Akame sudah berjalan cukup jauh dari rumahnya hingga sampai ke tepi jalan raya
"Haaaah rupanya aku berjalan cukup jauh... Kenapa aku terus memikirkannya ya?"
Ucap Akame sebari menyandarkan tubuhnya ke tiang sebuah gapura hingga suara seorang menyadarkannya dari lamunan
"Apa kau sudah dihipnotis?"
Suara itu? Aku kenal suara itu... mendengar suara itu Akame kemudian berbalik ke asal suara dan betapa terkejutnya ia melihat orang yang mengeluarkan suara tersebut
"Hah, apa? Hei! Sedang apa kamu disini?" ucap Akame yang entah kenapa tiba-tiba salah tingkah melihat orang tersebut.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu," sahut orang tersebut masih tetap berada diatas motornya namun sudah mematikan mesinnya.
"Ya aku dong yg harus bertanya begitu! Rumahku kan disini!" teriak Akame yang menandakan dirinya sudah kembali pada kesadaran normalnya yang sering bicara dengan nada tinggi
"Maksudmu di pinggir jalan?" orang itu menimbal perkataan nada tinggi akame dengan pertanyaan yang ia lontarkan dengan sangat dingin.
"Arrgghh meski sudah lama tak bertemu, kamu itu tidak berubah ya masih saja mempermasalahkan hal sepele." baru saja kembali bertemu lagi-lagi Akame dibuat kesal oleh orang itu
kenapa tadi aku harus memikirkan orang menyebalkan seperti dia aku sungguh menyesal pikir Akame dalam hatinya.
"Dan kamu juga masih saja mau menjawab pertanyaanku!" Jawab orang itu sebari melontarkan senyuman yang membuat Akame kembali salah tingkah
"Kenapa kamu?" Tanya Akame dengan wajah memerah lalu memalingkan wajahnya agar tak bertatapan langsung dengan Eric.
"Kenapa apanya?" Eric dengan polosnya hanya balik bertanya pada Akame yang nampak malu-malu
"Ngapain senyum-senyum gitu ke aku?"
"Kenapa juga wajahmu memerah ketika aku tersenyum?" kini Eric kembali mencoba menggoda Akame yang dalam pandangannya tidak seperti biasanya. Perempuan yang biasanya pemarah dan dan kerap berteriak itu jadi seperti seekor anak kucing yang mencari perhatian induknya.
"Apa?" ucap Akame merespon pertanyaan Eric lantas membuat dirinya semakin salah tingkah dan karena merasa semakin terpojokan ia mencoba mengembalikan topik pembicaraan
"Sudah jangan mempermasalahkan hal itu, sekarang jawab pertanyaan pertamaku kenapa kamu bisa ada disini?"
"Aku habis main bola, diatas sana ada lapangan bola kan? kamu juga sedang apa sendirian di pinggir jalan?"
"Eehh enggak lagi ngapa-ngapain sih,"
"Aku mau makan mau ikut?"
"Udah sore, nanti aku diapa-apain lagi," Jawab Akame mencoba menyindir orang itu tapi sepertinya gagal
"Yasudah kalo enggak mau... Oh iya hati-hati sore-sore ditempat seperti ini nanti ada yang nyulik loh!"
"Yang mau nyulik nya juga kan sudah mau pergi."
"Haha, terserah kamu saja dan jika kamu besok gk ada kegiatan aku tunggu di sini." Sahut orang itu sebari langsung pergi menggunakan motornya sebelum mendengar jawaban Akame.
...