Rasanya sudah lama sejak kita tak saling bercerita satu sama lain
Hari sudah hampir tengah malam, semua orang telah kembali ke hotel terkecuali Eric yang tetap berada di rumah sakit menemani Urie yang meski ternyata lukanya tidak terlalu parah dirinya tetap harus menginap di rumah sakit.
"Apa kau menghajar mereka semua?" tanya Urie yang duduk bersandar diranjang rumah sakit.
"Tentu saja! Kenapa kamu tak melawan mereka? Aku yakin dengan kemampuanmu setidaknya itu bisa ngasih peluang tuk kabur!" sahut Eric menatap orang dihadapannya itu dengan ekspresi geram.
"Kau selalu saja membuat masalah!" sebari menarik nafas panjang hanya itu yang keluar dari mulut Urie.
"Hei! Jawab! Bukan mengeluh,"
"Jika aku melawan atau kabur orang itu pasti akan mencariku lagi lalu jika aku melawan kau juga tak bisa olah raga bukan? Dan menyebalkan sekali padahal yang dihabisi itu aku tapi dia malah mengkhawatirkanmu!" jawab Urie lalu merapihkan posisinya dan bersiap untuk tidur.
"Haha! Jadi kau cemburu ya."
Urie sudah terlelap mungkin itu juga karena efek obat tidur yang diberikan dokter padanya sementara Eric dirinya masih cukup terjaga sebari memandang orang dihadapannya sambil tersenyum ia mengingat moment yang baru saja terjadi.
Moment yang sepertinya sudah sangat lama tidak ia rasakan dimana dirinya bisa membicarakan sesuatu yang serius tanpa saling mencela satu sama lain.
Sudah lama ya Ri ucapnya sebari memakaikan selimut pada orang dihadapannya.
...
Tak perlu pedulikan dia. Yang penting dirimu.
Setelah semalaman dirawat keesokan harinya urie sudah diperbolehkan pulang. Ia dan teman-teman lainnyapun bersiap untuk kembali ke daerah asal mereka untuk menjalani aktivitas secara normal. Terlihat juga Akame, Aisyah dan Mario yang sudah mendapat ijin dari rombongan mereka untuk pulang menggunakan kendaraan yang sama dengan Urie.
Sementara itu mengenai nasib Axwell sepertinya dia tidak akan ditahan karena selain usianya masih di bawah umur juga tidak ada bukti bahwa dialah dalang pengeroyokan Urie. Polisi hanya menahan Dewa dan komplotannya.
Sementara masa depan disekolah sepertinya juga masih bisa terselamatkan meski harga diri sekolah bisa jadi taruhan jika mempertahankan murid yang pernah terlibat dengan hukum. Setidaknya uang dan jawabatan orang tua Axwell bisa menjadi pembeda. Sungguh hal yang tak adil....
...
Menjauhi orang yang kita sukai itu sangat menyakitkan.
Hari itu Urie hanya diam dirumahnya. Dalam ruangan 3x3 meter yang hanya berisi dua buah kasur kapuk ukurang single bed serta rak sepatu yang digunakan sekaligus sebagai rak buku-buku, dirinya asyik curhat bersama Manda.
Inti dari pembicaraannya ialah mengenai perasaan Urie pada Akame yang sepertinya akan bertepuk sebelah tangan.
Selepas tragedi di Bandung dirinya bahkan merasa jauh dengan gadis pujaan hatinya itu yang dalam waktu bersamaan terlihat semakin mesra dengan Eric sahabatnya sendiri.
Manda dengan mulutnya yang tajam seperti biasa malah mengejek Urie sebagai pengecut dan lelaki payah karena ia mundur hanya karena ketidak percayaan dirinya mendekati Akame.
Namun Urie berdalih selain ia semakin tak yakin cintanya tak akan terbalas ia juga sangat malas untuk berurusan lebih jauh dengan Axwell yang ia anggap orang yang sangay merepotkan.
"Kau itu dari tadi ngomong mau ngejauhin gadis itu tapi selama itu pula kau terus sedih memikirkannya! Ayolah loe itu cowok! Harus punya pendirian dong!" ucap Manda yang terlihat emosi meski dengan cara bicaranya yang terkesan tak peduli sebari memakam cireng isi yang dibeli Urie beberapa waktu lalu.
Apa yang dikatakan Manda memang ada benarnya dimana Urie seharusnya bisa lebih berpendirian mengenai perasaannya, tapi ini masalah hati dimana banyak hal tak logis bisa terjadi dan banyak rasa yang sulit diungkapkan.
...