Olimpiade Cinta

E. Karto
Chapter #9

Sisi lain

Awal perjuangan tentunya memerlukan banyak pengorbanan.

Belum seminggu masa liburan musim panas berjalan Urie beserta teman-temannya sudah kembali pada kesibukannya dalam upaya memperbaiki sekolahnya. 

Meski seharusnya mereka masih menikmati liburan mereka rela dan bersemangat untuk memenuhi tekad mereka membawa sekolah ke arah yang lebih baik lagi. 

Hari itu mereka sudah menjadwalkan pertemuan di tempat yang mereka sebut mabes yang mana itu hanyalah warung kampung biasa dengan tempat duduk cukup luas. Mereka berkumpul untuk membahas banyak hal perihal sekolah mereka kedepan. 

"Apa dia masih belum datang?" ucap Urie yang sudah sangat kesal menunggu kedatangan Eric yang tak kunjung tiba. 

"Kenapa kau masih saja nanya itu? Kau bisa dengar dan lihat bukan belum ada tanda-tanda dia datang," sahut Manda yang masih santai sebari menikmati susu panas. 

Ditempat itu semua yang diminta datang sudah hadir terkecuali Eric yang keberadaannya entah dimana. 

Di waktu yang sudah berjalan lebih dari setengah jam dari yang direncanakan akhirnya Urie berinisiatif memulai pembicaraan. Semuanya terfokus pada apa saja yang harus dipersiapkan menjelang tahun ajaran baru yang akan jauh lebih berat bagi mereka. 

Satu jam berlalu barulah terdengar suara motor vespa yang khas pertanda Eric baru tiba ditempat itu. Sesaat setelah ia memasuki warung dirinya langsung disambut tatapan tajam mata sipit Urie yang juga diikuti teman-temannya yang lain.

Namun berbeda dengan Urie yang menatap Eric dengan ekspresi kesal temannya yang lain tertuju pada orang yang datang bersama Eric. 

Dia memang pemimpin tapi tuk apa dia membawa orang asing ke pembicaraan penting seperti ini pikir seluruh orang ditempat itu. 

"Kau yang paling berisik tentang harus datang jam satu tapi kau sendiri yang telat! Lalu untuk apa kau bawa makhluk yang satu ini kemari?"

ucap Urie sinis yang mana itu sangat cocok dengan perasaannya yang kesal pada Eric, ditambah orang yang datang bersamanya ialah orang yang Urie anggap penyebab dirinya dikeroyok di Bandung. 

"Iya maaf aku terlambat! Lagipula ini pertama kalinya aku terlambat bukan? Lalu masalah orang ini tenang saja dia tanggung jawabku." jawab Eric langsung duduk di salah satu sisi bangku panjang di warung itu. 

"Kamu memang pemimpin disini, tapi masalah kali ini kamu gak bisa seenaknya apalagi bersangkutan dengan orang luar!" sahut Gigi menanggapi kehadiran Akame ditempat itu yang mana hal tersebut juga di iyakan oleh beberapa orang lain ditempat itu. 

"Baiklah-baiklah!" ucap Eric menyerah dengan protes teman-temannya perihal dirinya membawa Akame.

"Pembahasan dasarnya pasti sudah dibahaskan kalo gitu Manda bisa kamu temenin dulu Akame jalan-jalan diluar?" lanjutnya 

"Kenapa aku? Aku juga masih perlu tau apa kelanjutan pembicaraan ini!" protes Manda atas permintaan Eric 

"Itu karena disini hanya kau perempuan yang mengenal gadis itu ditambah hanya kapasitas otak kau yang bisa mengimbangi orang itu jika memang benar dia seorang mata-mata." ucap Urie masih dengan nada bicaranya yang sinis. 

"Iya masalah pembicaraan ini nanti biar nanti kamu denger dari Linlin atau Urie saja." Ucap Eric meyakinkan Manda sekaligus menenangkan protes yang lainnya. 

Akame yang sedari tadi bingung dengan apa yang terjadi ditempat itu akhirnya mengikuti Manda keluar dari tempat itu. Fokus Akame sebenarnya tertuju pada seseorang yang menurutnya memiliki sifat berbeda jauh dengan yang terakhir kali ia temui. 

Apa-apaan dia itu? Kenapa dia jadi orang yang benar-benar sinis ya? 

Lihat selengkapnya