On The Inside

Fuseliar
Chapter #8

Berteman dengan Darren

Dua jam pelajaran terakhir sudah terlewati. Akhirnya pelajaran hari Sabtu selesai. Banyak anak-anak kelas 11 IPA 3 yang cepat-cepat pulang. Kebanyakan dari mereka segera membereskan barang bawaan ke dalam tas. Tapi Michel masih menyandarkan kepala di meja. Otaknya panas setelah menerima pelajaran kimia tentang titrasi asam basa dan larutan buffer. Yang jelas, ia butuh pelajaran tambahan dari Rani supaya bisa mengikuti materi pelajaran kimia.

Berapa lama Michel terdiam sambil berusaha menenangkan otaknya? Sekitar 10 menit lamanya. Bahkan Rani sudah siap-siap pergi. Khusus hari Sabtu, Michel tidak akan belajar di perpustakaan seperti biasa.

"Michel? Enggak pulang?" tanya Rani.

Kelas 11 IPA 3 kini sudah sepi, hanya ada Rani dan Michel di sana.

"Hmn, aku males pulang. Mager," jawab si cewek berambut uban.

"Eh? Mager-nya jangan di sini. Di rumah aja, kan kalo di rumah bisa sambil rebahan. Bahaya loh sendirian di sini," bujuk Rani.

"Hng iya, bentar lagi Michel pulang," sahut Michel tanpa berpikir.

Lebih tepatnya Michel sudah malas berpikir. Rani merasa tidak enak meninggalkan Michel sendirian. Gara-gara si cewek berambut uban itu sudah badmood sejak kejadian di jam ekstrakurikuler. Bahkan Michel sempat minum obat dan makan banyak permen cokelat kacang untuk membantunya fokus menerima pelajaran.

"Loh? Michel belum pulang?"

Suara Theo terdengar memasuki kelas. Cowok itu langsung datang mendekati Rani dan Michel.

"Michel, kamu gak pulang?" tanya Theo.

"Iya pulang tapi nanti, aku masih mager. Kamu juga ngapain ke sini?" balas Michel yang masih tidak bersemangat.

"Mau mengantar Rani pulang," jawab Theo.

"Ish, aku juga enggak diajak?" cecar si cewek beruban.

"Eh, mobilku ini cuma dua pintu. Gak cukup kalau kamu ikut," pamer Theo.

Khusus hari ini, Theo memang sengaja membawa mobil Mazda MX-5 Miata kesayangannya. Karena ia ingin membawa Rani kencan berdua.

"Oh mobil dua pintu? Pick up? Ke sekolah kamu bawa mobil pick up," ledek Michel.

"Anjir, maaf ya. Jangan samakan mobil mewahku sama itu. Jauh bedanya anjir," omel Theo.

"Eh udah-udah. Jangan bertengkar."

Rani mengeraskan suara untuk menengahi Michel dan Theo.

"Iya deh iya, udah sana antar Rani ke rumah. Awas aja kalo sampai Rani kenapa-napa. Theo yang kugorok nanti," timpal Michel yang masih tetap tidak bergerak sama sekali.

Merasa dapat persetujuan, Theo langsung memegang tangan Rani. Cowok itu menarik pelan Rani melewati belakang kursi Michel. Si gadis berambut panjang tidak keberatan dengan aksi Theo. Hanya saja, ia masih merasa sungkan dengan Michel.

"Tapi Michel gimana?" tanya Rani.

"Aku pulang sendiri, udah sana pulang aja dulu. Aku masih mau mager dulu," usir Michel.

Lihat selengkapnya