On The Inside

Fuseliar
Chapter #27

Epilog

Entah beruntung atau buntung, Michel sudah tidak bisa mengidentifikasi lagi. Michel merasa bersalah sudah setuju dengan permintaan gila ayahnya. Saat ini Michel akan mendekati area pelabuhan Ketapang di selat Bali. Jam menunjukkan pukul dua dini hari. Ditemani asupan kopi, Michel berhasil menyetir sejak jam 7 malam sampai sekarang. Jika tidak ada halangan, Michel bisa sampai di rest area pelabuhan sebelum subuh. Di samping Michel, Arwin tidur bersandar di kaca mobil. Di belakang, Ayah Michel mengorok sambil memeluk guling dan bantal. Untuk pertama kalinya, Michel berlibur ke Bali tanpa membeli tiket pesawat atau bus.

Ini semua berawal dari sebuah undangan pertemuan keluarga di sebuah hotel pinggir pantai di Bali. Karena pertemuan itu, Ayah Michel mengusulkan untuk liburan selama beberapa hari di Bali. Mengingat acara tersebut tepat dilaksanakan setelah hari kejepit nasional sekaligus liburan semester untuk Michel. Arwin dan Michel setuju dengan usulan itu. Hanya saja, Sang Ayah tidak memberitahu jelas kepada dua anaknya. Kalau liburan itu akan membawa mobil sendiri dari rumah ke Bali. Michel dan Arwin hanya bisa ternganga melihat jok belakang mobil Innova dilepas semua. Jok belakang digantikan dengan kasur spons dan tumpukan bantal selimut.

Jam 2 dini hari, akhirnya Michel berhasil masuk ke pom bensin di dekat pelabuhan Ketapang. Punggung gadis berambut uban itu mulai terasa nyeri. Di tambah mata gadis itu mulai terasa berat. Suasana rest area pom bensin sangat sepi, penerangan juga minim. Rest area di dominasi truk dengan berbagai ukuran. Michel membangunkan Arwin yang masih terlelap.

"Kak, bangun kak. Udah di Ketapang." Michel menepuk pundak kakaknya.

Pria itu berangsur-angsur sadar dan menegakkan punggung. Sejenak mengamati sekitar kemudian turun dari mobil. 

"Kak temenin ke toilet," ucap Michel yang tiba-tiba sudah di samping Arwin.

"Jendela mobil enggak kamu tutup semua kan?" tanya Arwin memastikan semua baik-baik saja.

"Iya semua kaca Michel buka sedikit. Ayah enggak bakal kepanasan, mobilnya masih nyala kok. AC-nya Michel taruh yg paling kecil tapi," jawab Michel sambil menguap.

Arwin kemudian merangkul pundak Michel dan menggiring gadis itu ke toilet.

"Besok biar kakak yang nyetir. Jadi Michel bisa tidur sepuasnya," ujar si kakak.

Michel tidak menjawab. Untuk kesekian kalinya cewek itu menguap. Setelah menyelesaikan panggilan alam, Michel dan Arwin kembali ke mobil. Mereka membuka termos berisi air putih panas. Arwin lebih dulu menuang air panas ke cangkirnya. 

Lihat selengkapnya