On The Inside

Fuseliar
Chapter #32

Side Story Part 5

Di tengah lobi hotel bintang lima yang tidak begitu ramai, seorang pria paruh baya berambut keriting yang penuh uban duduk di samping seorang remaja perempuan yang sama-sama berambut seperti nenek-nenek. Si gadis berambut uban tengah asyik makan kacang almond. Si pria paruh baya tersenyum lebar menatap anggrek hitam Kalimantan sambil mengelus jenggotnya. Kakak laki-laki si gadis berambut uban sedang berada di meja resepsionis, mengurus kunci kamar yang hilang entah ke mana.

"Ayah serius amat liatin anggreknya," ujar si anak gadis.

"Ini anggrek langka Michel. Kamu tau harganya berapa? Seratus juta! Apalagi ini hasil konservasi ex-situ. Ini anggrek istimewa Michel," jawab si pria paruh baya.

"Istimewa karena anggreknya, atau karena yang memberi anggreknya?" sindir Michel.

"Dua-duanya."

"Emang calonnya Ayah pejabat eselon satu juga? Kok bisa kasih hadiah anggrek hitam?"

"Calonnya Ayah bukan pejabat. Cuma politisi aja. Kalo anggrek ini hadiah dari sepupu calonnya Ayah."

"Emang sepupu calonnya Ayah jabatannya apa?"

"Presiden."

Michel berhenti makan kacang sejenak dan mata gadis itu menyipit. Tatapan penuh selidik menghantui pria paruh baya ya g duduk di sebelah gadis itu.

"Sepupu calonnya Ayah beneran Pak Presiden?" tanya Michel yang tidak percaya.

"Iya, beneran. Makanya Ayah dikasih tanaman anggrek hitam Kalimantan ini," jelas Ayah Michel.

"Ayah habis ngapain sampai bisa dapet anggrek hitam gitu?" tanya Michel yang alisnya hampir menyatu.

"Cuma bantuin sepupu calonnya ayah menang pemilu."

"Iya, tapi itukan gak ngejelasin kenapa ayah dapet anggrek hitamnya."

"Oh, jadi Michel tau kalau tanaman ini simbol penting buat Ayah. Singkat cerita, Ayah mau menikah sama sepupunya Pak Presiden. Berarti, Akan jadi bagian dari keluarganya Pak Presiden."

Otak Michel mulai mencerna informasi yang ia miliki. Setelah beberapa detik berlalu, Michel kembali melirik bunga anggrek hitam Ayahnya.

"Kalo gitu, undang-undang perampasan aset yang disahkan pas awal-awal Michel pindah ke SMA Walang juga masih ada campurtangannya Ayah?"

"Iya," jawab si pria paruh baya dengan nada tegas.

"Jadi ayah sekarang udah puas?"

"Belum. Karena tinggal sedikit lagi, keinginannya Ayah tercapai."

Lihat selengkapnya