Onar di Kampung Inggris

Oleh: Panji Sukma

Blurb

Nyatanya pesona buku masih kerap dimanfaatkan oleh beberapa orang untuk pencitraan. Harus diakui, sejarah mencatat tak ada tokoh besar yang hidupnya jauh dari buku. Maka muncul pemahaman, cara termudah agar seseorang dianggap berkelas adalah memberi label diri dan membuat kesan jika orang itu dekat dengan buku. Memiliki ruang khusus dengan rak mengelilingi seluruh dinding yang dipenuhi dengan buku adalah syarat mutlak, tak penting perkara membaca buku-buku di sana atau tidak. Cara itu dipilih ayah Onar yang merupakan seorang wakil walikota. Keresahan Onar perihal buku pun nyatanya juga ia rasakan ketika dalam sebuah pelarian, menghindar dari kasus receh. Kampung Inggris menjadi tujuan, tempat yang sebelumnya Onar kira merupakan wilayah terpencil dan dapat memberi ketenangan, ternyata jauh berbeda ketika ia sampai di sana. Hampir semua orang dari pelosok negeri dapat dijumpai di Kampung Inggris untuk belajar bahasa asing, tak sedikit pula pelajar yang datang dari beberapa negara di Asia Tenggara. Kawasan dengan perkembangan pesat baik infrastruktur dan ekonomi.

Onar tidak pernah menyangka bahwa pelariannya di Kampung Inggris bakal diwarnai banyak hal. Anak wakil walikota itu menemukan fenomena-fenomena yang terjadi di Kampung Inggris dan mungkin tak banyak diketahui orang-orang di luar sana. Konflik sosial, ketimpangan ekonomi, dan penggerebekan toko buku. Onar yang mau tak mau harus menyaksikannya, tidak sudi tinggal diam. Rasa penasaran Onar atas semua itu menjadi alasannya memulai petualangan. Dan, seperti biasa, sebagai don juan, Onar pun tak lepas dari jerat asmara yang tumbuh di tempat pelariannya itu.

Lihat selengkapnya