Onar di Kampung Inggris

Panji Sukma
Chapter #7

Toko Buku

Banyak perubahan yang terjadi setelah pertandingan kemarin. Kini penghuni camp perempuan mulai sering menyapa kami terlebih dulu. Mereka tak segan lagi untuk membuka obrolan, baik tentang materi bimbingan yang kami dapat maupun hal-hal lain. Keakraban tercipta dan kenyamanan membuntuti dengan sendirinya. Siapa sangka sebuah kekalahan yang memalukan malah melahirkan dampak positif.

Hari ini kami diwajibkan tutor untuk memiliki buku pegangan selama belajar di Kampung Inggris. Semacam buku wajib bagi peserta bimbingan yang entah secara resmi atau tak resmi disepakati semua lembaga belajar di Kampung. Buku itu bisa dibeli melalui lembaga maupun beberapa toko buku yang ada di sana. Terserah bagi peserta didik untuk mendapatkannya dari mana. Semua sepakat untuk membeli di kantor lembaga kami, kecuali aku. Kupikir, jika membeli buku wajib itu di toko buku, aku bisa sekalian mencari buku lain, atau barangkali bakal menemukan buku yang menarik. Dan lagi, telah jelas toko buku mana yang menjadi tujuanku. Ya, toko buku yang semalam digerebek. Aku masih menyimpan penasaran. Aku heran, alasan macam apa yang membuat sebuah toko buku digerebek oleh aparat. Menurutku tidak ada satu pun alasan yang memperbolehkan sebuah toko buku digerebek, karena itu sebuah kemunduran dalam dunia pendidikan. Konyol sekali. Sudah tahu minat baca di negeri ini tergolong rendah, kenapa masih harus ditambah dengan keribetan macam itu.

“Boleh aku ikut kamu ke toko buku?” tanya Elwa tiba-tiba dibarengi sebuah kilatan cahaya yang menyilaukanku. “Eh, maaf flash-nya otomatis,” lanjutnya.

Rupanya Elwa mengambil gambarku dengan kamera yang sedari awal memang dikalungkan. Iseng sekali dia, pikirku. Tapi aku memilih tak membahasnya.

“Kamu mau beli di toko?” tanyaku balik.

“Iya.” Elwa menjawab sembari kembali beberapa mengambil gambar. Bukan hanya gambarku tentunya. Dari caranya mengoperasikan kamera, dan pilihan dia dalam mengambil momen, sepertinya tidak tidak sedang iseng melainkan memang cakap dalam fotografi.

“Lho. Kan kamu mau beli lewat lembaga?”

Lihat selengkapnya