Once upon a time heart breaker

fasya aditya
Chapter #2

#2 first of broken heart

(DAY 3 BEFORE ALONE)

Seperti biasa pagi mulai kembali menyapanya dengan kasar, sinar matahari yang mulai masuk ke kamar Adit terasa mengganggu, Adit menggerutu, "bangsat lah, gua gak mau bangun hari ini, gumam Adit sambil menutup wajahnya dengan bantal.

POV DARIUS DAN ARMAN.

pagi hari di sebuah taman Darius dan ibunya bersiap yoga, dan sedikit informasi ibunya Darius adalah guru yoga yang cukup famous di bidangnya.

Darius terlihat senyum senyum melihat chat dari seseorang, dan dia di tegur oleh ibunya karena masih belum siap.

"Heiii, ayo dong nak, ini cuaca lagi bagus" gumam ibunya Darius ke Darius.

"Hehehe Iyah mah maaf" pungkas Darius dan langsung menyiapkan posisinya, merekapun mulai melakukan yoga.

Dan di suatu rumah Arman terlihat sedang memasak sup untuk nenek dan adiknya itu, Arman besar bersama nenek dan adiknya, kedu orang tuanya tinggal di Singapur, untuk berbisnis.

"Nek, siapin mejanya ya, sama panggilan, ardi ya nek, suruh makan, masakannya udah jadi" sahut Arman meminta ke neneknya.

Merekapun makan dengan lahap di pagi itu, setelah beberapa menit makan, mereka membereskan bekas makan, dan Arman pun menuju kamarnya.

Saat sedang santai sembari mendengarkan musik, teleponnya bergetar, dan terlihat Darius menelpon kepada Arman, dengan sigap Arman langsung menjawabnya.

"Hallo, kenapa us" tanya Arman di telpon.

"Elu lagi gak sibuk kan, ketemuan yuk, di cafe something, ada yang mau gua omongin, penting soalnya" jawab Darius melalui telponya, "yaudah gua mandi dulu bentar, ehh ajak Adit gak, gua telpon ya" tanya Arman, "ehh jangan jangan, kita ajah berdua" jawab Darius, Arman mengiyakan permintaan Darius itu, meskipun dia bingung ada apa.

Waktu menunjukan pukul 11.00 siang, Arman menuju cafe something dengan motornya, sampailah dia di cafe tersebut, dan masuk kedalam disana sudah ada Darius.

"Woii, ada apaan sih, lu ngajak gua ketemuan" tanya Arman sambil mendekati Darius, "ada yang mau gua omongin, tapi luesen ajah dulu" jawab Darius dan menyeruh Arman memesan.

Makanan dan minuman yang Arman pesenpun sampai.

"Jadi gini man, gua..." Gumam Darius terbata bata.

"Gua apaa, gua gay, elu gay hah" jawab Arman memotong omongan Darius.

"Engga anying, dengerin dulu ngapa, gua... Gua jadian sama Enji" jawab Darius dengan muka tegangnya.

Seketika itu juga Arman tersedak makanan karena kaget mendengar pernyataan darius.

"ANYINGGG, elu gak bercanda kan" tanya Arman dengan raut wajah kaget nya.

"Engga gua serius" Darius menjawab dengan serius.

"What, whyy??, Kapan?" Tanya Arman sambil keheranan, "tadi malem" Darius menjawab dengan sangat santai.

Jadi gini ceritanya.


MALAM SETELAH ADIT PUTUS DAN DEBAT DENGAN KAKA ENJI.

malam itu sesaat telah memutuskan hubungannya dengan Adit, Enji terlihat bingun di luar cafe karena, di tinggal Kakanya pulang.

Dan tanpa lama, Enji menelpon Darius, untuk meminta pertolongannya.

"Hallo, kenapa nji" tanya Darius, "hallo us, gua boleh minta tolong gak?" Tanya Enji dengan nada sedihnya, "Iyah boleh, Lo nangis" tanya Darius, Enji hanya terdiam tidak menjawab pertanyaan Darius, "okey okey, elu dimana, gua jemput ya" tanya Darius dengan langsung menuju ke garasi motornya, "gua di cafe something" jawab Enji, "yaudah tunggu di situ, paling 10 menit dari rumah gua, Deket kok" pungkas Darius.

Darius langsung tancap gass menjemput Enji, setelah 10 menit berlalu Darius pun sampai di tempat Enji.

"Hai, elu kenapa" tanya Darius sambil membuka helm nya, tanpa basa basi Enji langsung memeluk Darius yang duduk di motor, "us adit brengsek, gua putus sama dia" ucap Enji di pelukan Darius.

"Hah, kok bisa kalian putus" tanya Darius dengan wajah bingung, "dia ngebuktiin sendiri dia gak sayang sama gua" jawab Enji dengan melepas pelukannya dan menatap Darius, "dia debat dengan Kaka gua, dia menghina Kaka gua, dan dia melepas kameja dan langsung menunjukan semua tattonya dengan sangat kesal" pungkas Enji dengan masih menangis.

"Yahhh Adit Adit, yaudah kamu jangan nangis, yuk aku anterin pulang" ajak Darius, dan Enji pun hanya mengangguk dan langsung menggunakan helm yang di kasih Darius.

Lihat selengkapnya