“Dasar anak nggak tahu diuntung!”
“Anak haram!”
“Kamu itu aib keluarga, tahu nggak?”
Suara-suara itu terus berdengung di telinga gadis dengan rambut berkuncir kuda. Mencoba mengabaikan, namun suara itu semakin terngiang. Seharusnya dia sudah kebal dengan makian. Segala makian sudah biasa dia telan sendirian, tapi kali ini rasanya tak sanggup lagi menahan. Stok kesabarannya telah habis. Benteng pertahanannya, perlahan mulai terkikis. Dosakah bila dia mengingkari janjinya hari ini? Janji dimana dia tak akan pernah lagi menitikan air mata sesakit apapun yang dirasakannya.