Dean mendatangi rumah yang sudah lama dia tinggalkan. Rumah berwarna putih yang terletak di Bogor. Sudah lama Dean tidak kemari. Dia terus berjalan ke dalam. Rumah ini kembali mengingatkannya kepada Aleya.
Flash Back On
Aleya menatap takjub rumah yang ada di depannya ini. Sungguh rumah idaman. Dean menuntun Aleya untuk masuk. Rumah ini bernuansa cokelat putih. Dengan banyak tanaman di depannya. Aleya sangat suka rumah ini.
“Sayang? Ini rumah siapa?” tanya Aleya kepada Dean.
“Rumah kita.”
Aleya mengigit bibirnya.
“Kita?”
Dean mengangguk.
“Aleyana. Would you like to be my wife?”
Dean mengambil kota cincin dari sakunya. Lalu mengarahkannya kepada Aleya. Aleya mengangguk. Dean memakaikan cincin itu. Mereka berpelukkan lama. Dean merasa sangat bahagia, begitu pun Aleya.
Aleya melepaskan pelukkan mereka.
“Tapi sayang. Ini kan di Bogor.”
“Iya.”
"Terus kerjaan kamu gimana?”
Dean tersenyum lalu mengambil lengan Aleya dan mendekatkannya ke kepala.
“Aku bisa pindah nanti.”
“Kenapa? Kamu pilih di sini?”
Dean menuntun Aleya masuk lebih dalam.
“Aku mau kamu bisa ketemu sama hujan Bogor setiap saat.”
Aleya yang mendengarkan penjelasan Dean langsung memeluk Dean erat, “Aku memang enggak salah pilih kamu.” Kata Aleya sambil mengelendot di tangan Dean.
“Ayo. Kita keliling.” Dean mebuka sebuah pintu.
“Ini kamar utama. Kamar kita.”
Aleya melihat ke dalam. Ya tuhan. Kamar ini langsung mengarah ke bukit. Cantik. Aleya tidak sabar untuk tinggal di sini.
“Sayang.” Ungkapan keterpukauan Aleya.
“Dari kamar ini kita bisa nikmati pemandangan alam. Kamu suka?”