Blurb
Kalau bukan karena salah minum gelas berisi wine di acara makan malam kantor, mungkin Sakina tidak akan tidur bersama pria dengan punggung telanjang di sebelahnya pada malam itu. Saking frustasinya sampai-sampai Sakina meletakkan beberapa lembar uang seratus ribuan untuk membayar kebodohannya semalam dilengkapi secarik kertas permintaan maaf.
Jika ada yang lebih buruk dari itu dalam hidup Sakina, itu pasti merupakan sebuah malapetaka. Bak petir menyambar kesadaran Sakina, dia dijodohkan oleh kedua orang tuanya karena belum juga menikah di usianya yang menginjak dua puluh lima tahun.
Akankah Sakina tetap bertahan hidup atau malah putus asa dan mengakhiri masa lajangnya itu?