Melewati perbatasan, mereka sempat berhenti dan menoleh belakang. Menatap gubuk tua itu sesaat, dengan senyum tipis terukir di bibir sang dara.
Kenangan satu minggu lalu menari di atas kepala. Ia meringis pilu, kerinduan akan kehadiran seorang teman terpatri di hati. Rautnya murung. Segalanya tampak indah nan adiwarna saat bersama. Kini dia seorang diri bersama kawan baru, dan keberadaannya tak mungkin dapat mengantikan sesosok sahabat lama.