"Asyik ... Hore ... Hore ... Kita liburan kerumah Nenek ..." teriak kegirangan Soga bikin berisik dan sampai terganggu Lusia sedang berbicara dengan Edwin, lewat sambungan ponsel pintarnya masih di rekatkan pada kuping kanannya.
Kegirangan Soga sampai dirinya lupa masukan inhaler obat asmanya, cuman ponsel dan berapa batang coklat saja di masukan kedalam tasnya.
"Iya ...? Apa ...? Edwin? Uhhh ... Soga ... Bisa diam ngak kamu. Kakak lagi telpon nih ...!" kesal Lusia dua matanya pelototi Soga cuman cengar-cengir gemblok tas ransel kecilnya bergambar robot luar angkasa.
"Lagian Kakak dari tadi telpon aja. Tuh udah ditungguin Ayah sama Ibu diluar!" sahut Danu anak kedua dari pasangan Bimo dan Dinar. Danu berjalan jempol kiri kanannya asyik bermain games dengan ponsel pintarnya.
"Soga ada yang ketinggalan ngak?" tanya Danu pada Soga cuman gelengkan kepalanya, artinya tidak ada yang ketinggalan.
"Ayo deh, kita udah ditungguin Ayah sama Ibu." ajak Danu keluar masih melirik Lusia malahan duduk santai saja disopa.
"Tapi benar'kan, Win? Kamu nyusul aku kerumah Nenek?" pastiin lagi Lusia terus yakinkan Edwin masih lewat sambungan ponsel.
"Iya, Lusia." jawab singkat Edwin dua matanya licik terpancar penuh dendam. Dirinya hanya berdiri dibalik jejeran pohon perhatikan mobil yang akan mundur keluar dari carpot teras rumah.
"Tin ... Tin ..." suara klakson mobil kedengaran dari luar.
"Lusia ayo ..." teriakan Dinar sudah duduk pada jok kiri depan, sambil melirik keluar lewat jendela. Bimo sudah duduk dibelakang setir mobil, Dinar disampingnya. Sedangkan Soga dan Danu duduk dibarisan jok paling belakang dan jok barisan kedua masih kosong.
"Pokok aku tunggu kamu, Win. Awas kalau sampai kamu ngak datang," jempol kirinya lalu menekan tombol merah logo telpon.
"Iya ... Tunggu sebentar lagi, Bun ..." sahut rempong Lusia bercelana jeans panjang biru, kaos merah tua, masih tergantung roll dirambutnya.
"Plek ... Plek ..." cepat Lusia berlari pakai sandal teplek kearah luar.
"Lus, jangan lupa pintunya dikunci ..." teriak Bimo dari balik setir mobil.
"Kalian berdua si! Kakak jadi lupa kunci pintu," baru saja mau naik mobil tidak jadi. Pintu mobil sisi kiri hanya dibiarkan terbuka, Soga dan Danu masa bodoh.
Dinar dan Bimo masih menunggu perhatikan Lusia mengunci pintu. Tampak rumah mewah, cukup lumayan besar bermodel minimalis modern.
"Brak" pintu ditutup.