Mata anak ini memang menurun dari Hana. Oh, bahkan rambutnya, lurus kecokelatan. Saat berbicara dan mengutarakan maunya persis sekali seperti ibunya. Aku menatap saat ia sibuk memotong daging steak di hadapannya. Aku tergerak untuk mengambil piringnya dan menukar dengan punyaku. Hari ini adalah jadwal kami makan malam bersama di luar. Di restoran tempat favorit Hana dahulu.
“Appa, ceritakan padaku tentang eomma.”
“Lagi? Setiap hari kau ingin mendengar tentang eomma?” Aku tersenyum, bukan hanya anak ini yang suka semua hal tentang Hana. Aku pun juga begitu. Setelah lima tahun hanya Hana yang sering kubicarakan pada Na Mi, putriku dengannya.
“Eo.” Mata almondnya berbinar menunggu aku bercerita tentang ibunya.
“Humm kau tidak bosan?”
“Tidak, bulik Lana, imo Shin Hae, keun abeoji Seoga, keun abeoji Dong Kook, keun abeoji Joong Gi, samcheon Taekwon,….”