Juna yang sedang menatap lurus kedepan. Ia fokus menyetir sebuah kapal pesiar. Sekarang Juna sudah menjadi seorang Capten di salah satu kapal pesiar yang sangat mewah. Dengan seragam pelayaran yang kenakan lengkap dengan topi putihnya. Sesekali Juna memutar stir dan mengarahkan kapalnya hingga sampai tujuan.
Setelah itu ia mengecek semuanya, mulai dari melihat petanya. Lalu mengecek tombol dikapal. Setelah itu ia berjalan sembari memperhatikan para Nahkoda yang sedang bertugas. Sesekali Juna tersenyum tipis. Saat ada yang menyapanya.
Luas lautan yang ia lihat dan senja di ufuk barat sudah mulai berwarna. Juna tersenyum kala mengingat ia bersama dengan Alea kekasihnya. Duduk dihamparan hujaunya rumput. Sembari menunggu senja hadir.
Juna senang melakukan hal, melihat warna jingga yang menghiasi langit. Seperti ia merindukan kekasihnya yang berada jauh disana.
"Hobi banget lihat Sunset, apa lo tidak bosan lihat warna itu mulu" Seseorang mendumel kala melihat Juna selalu berdiri dikala Senja datang
"Sudah menjadi hal yang indah bila kita selalu bersyukur menikmati indahnya ciptaan Tuhan" jawab Juna sambil melepaskan topinya.
"Itu mulu jawaban lo," jawabnya setengah kesal
"Rania, coba lo lihat sebentar. Pasti ko kagum dengan warnanya yang indah" ucap Juna seperti memerintah Rania untuk melihat kedepan.
Rania Sabilal, ia adalah rekan kerja Juna dikapal. Meski berbeda tempat. Rania Sabilal adalah seorang koki cantik dan rupawan. Dia sangat pandai bila sudah didapur menghidangkan makanan sederhana namun mewah ketika sudah dilihat.
"Masuk gih, hidangan didalam sudah siap" perintah Rania yang diangguki oleh Juna
"Sebentar lagi," ucapnya
"Oke. Ditunggu didalam." ujarnya lalu kembali pada posisi pijakannya
Juna menghembuskan nafas panjangnya. Masih menatap matahari yang akan meninggalkan tempatnya. Ia tersenyum masih menatap lurus.
"Aku kangen kamu disaat seperti ini. Te Amo" gumamnya
Langit senja yang selalu indah bila dipandang. Membuat selalu menghangat. Semua orang suka melihat warna itu. Warna yang selalu dinanti. Langit yang mulai gelap, warna biru kini sudah berubah menjadi gelap.
Juna kembali melangkah memasuki ruangan yang dipenuhi oleh rekan kerjanya. Semua sudah duduk di masing-masing tempat. Sejenak bercerita tentang keseharian mereka dikapal. Juna sesekali tertawa kala salah satu rekannya membuat lelucon absurd.
Rania membawa secangkir cokelat hangat dan diberikan pada Juna. "Makasih" ucap Juna sembari menyesapnya. Sudah menjadi hal biasa bagi Juna dan Rania. Melihat tingkat kekonyolan para crew kapal membuatnya sedikit terhibur.
"Mereka lucu ya" ujar Rania yang diangguki Juna
"Iya, Apalagi cleo. Bila sudah berbicara seperti rel kereta yang tidak ada abisnya" tambah Juna
Rania terkekeh mendengarnya. Lalu memperhatikan gelagat para crew yang semakin aneh. "Cocoknya mereka jadi pelawak saja" ucap Juna menyesap lagi
"Pelawak?" tanyanya bingung. Juna yang melihat kebingungan rekannya itu. Seketika menjelaskannya. "Maksudnya seperti komedian" jelasnya
Sedangkan Rania hanya ber'oh' ria. Rania Sabilal yang dikenal humble, ceria dan cekatan. Gadis cantik blasteran Indo-Jerman. Berparas cantik, anggun. Dan pandai memasak masakan itali ini. Rania juga teman dekat Juna di kapal.