Open Story MJP

Salfia afriadi
Chapter #1

Curcol sang Owner MJP

Perkenalkan nama gue Ray, bukan nama asli gue sengaja gue samarkan biar gue nggak cepat terkenal. Sekarang usia gue sudah memasuki kepala tiga, dan alhamdulillah sudah berstatus menikah dengan pangeran impian gue yang dikirimkan oleh Tuhan melalui doa orang tua gue.

Sebenarnya gue juga tidak tahu sih, apa alasan gue buat nulis novel tentang kisah gue yang ambyar dan abstruk tidak jelas begini. Atau gue merasa sedang setengah sadar dalam menulis cerita gue ini, entahlah.

Intinya gini, gue nulis bukan maksud untuk pamer atau untuk apa, atau bukan juga buat curhat tentang kisah cinta romansa gue. Cuma mau berbagi kisah gue, untung-untuk bisa di ambil hikmahnya walau tidak uwoow sekali.

Baiklah, sebenarnya begini kenapa gue lebih memilih bikin history sendiri sebenarnya biar gue merasa enjoy saat menulis. Tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang terkait. Eeittsss tapi tetap gue harus tetap menaati peraturan yang berlaku dalam duni kepenulisan. Jangan sampai menulis bebas tanpa ada patokan batas menulis yang harus di taati. Jadilah penulis yang baik jika kau memang ingin jadi penulis.

Oh ya, sebenarnya banyak sih orang-orang pada komplen dengan hobi gue.

"Kamu kan tamat kuliah kesehatan, kok malah jadi penulis."

"Iya, malah menceng dari jurusan," tambah orang satu lagi.

"Bagusan dulu nggak usah ambil jurusan kesehatan donk, buang-buang duit aja kalau gitu mah." Mak yang satu lagi nggak mau kalah.

Gue mah nggak open ya soal-soal komenan sang komentar semesta itu. Karna buat gue nulis itu dalah hobi sedang jurusan kuliah gue adalah ilmu buat gue.

Soal salah jurusan atau buang-buang uang itu menurut gue adalah salah satu prinsip yang salah. Kuliah tidak ada yang namanya buang-buang uang. Kuliah pun tidak menjamin kita untuk bisa bekerja sesuai jurusan.

Banyak diluaran sana kuliah tapi ujung-ujungnya mereka sukses bukan sesuai jurusan.

Misalnyanya Mark Zuckerberg, sekarang dia sukses karna berhasil mengembangkan facebook. Padahal dulu dia kuliah dengan jurusan psikologi di Hardvard Universitas.

kemudian Khairul Tanjung, yang biasa dipanggil si anak singkok. Dulu beliau tamatan dokter gigi di Universitas Indonesia. Walaupun beliau tamatan ilmu kedokteran tapi itu tidak sesuai dengan passioannya. Dia lebih memiliki passion di bidang bisnis. Maka ditekunilah bisnis yang sesuai passionya.

jadi menurut gue, bekerja dan sukses itu tidak harus sesuai dengan tamatan pendidikan apa kita, dari universitas mana kita. Tapi bekerja itu cukup lakukan apa yang sesuai dengan passion kita, dengan hobi kita. Bukankah pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar.

Nah, kenapa gue mau jadi penulis, lebih kerennya mau menulis karna gue suka menulis. Walau gue sadar tulisan gue bakal nggak sebagus penulis hebat sekelas bang Tere Liye, Buya Hamka, Boy Candra. Tapi gue selalu berusaha belajar menghasilkan karya yang sesuai dengan hobi gue.

Jadi tidak ada yang namanya bagi gue yang salah jurusan. Yang salah adalah bagaimana orang-orang memandang hobi gue.

Gue mengenal dunia menulis mulai tahun 2016 kalau tidak salah. Nah disitu gue mulai rajin ikut evenr-event yang sering di share di facebook. Kata kerennya sih pemburu e-sertifikat. Sampai nggak kehitung lagi berapa e-sertifikat yang telah berhasil gue kumpulan dari tulisan gaje gue.

Dulu gue nulis mau mendapatkan e-sertifikat sebagai penulis terpilih, walau sampai sekarang tidak pernah tercapai yang namanya jadi juara. Hiks ... meratap semalaman gue.

Dari awal ikut-ikut sama event menulis sampai detik ini gue belum ada yang namanya mendapatkan juara. Jelas betul gue memang nggak bakat menulis, mungkin gue cuma berbakat untuk kayang.

Lihat selengkapnya