Di jalan raya yang padat kendaraan, terlihat seorang perempuan yang sedang mengayuh sepedanya dengan cepat. Hari sudah mulai siang yakni pukul sebelas dan ia tidak takut dengan polusi ataupun matahari yang menyengat kulitnya. Aletta, ia terlambat datang ke toko bunga miliknya, padahal hari ini adalah hari spesial dan ia ingin merangkai bunga untuk mengunjungi seseorang yang spesial di hidupnya. Karena terburu-buru Aletta tidak melihat ada mobil yang sedang melaju kencang ke arahnya saat ia ingin menyeberang.
Citttt!!
Suara decitan memekakan telinga sedangkan Aletta pasrah sambil memejamkan matanya karena terlalu kaget dan menghindar pun sepertinya percuma.
Bam!
Suara pintu mobil yang ditutup kasar membuat Aletta membuka sebelah matanya perlahan.
“Ada pangeran, apa aku sudah mati?” Aletta membuka matanya dengan sempurna dan menatap kagum seorang laki-laki yang sedang berdiri di depannya. Berdiri dengan tanpa ekspresi, hanya tatapan tajam yang ia tunjukkan kepada Aletta.
“Apa kamu mau mati?” ucap laki-laki itu.
“Eh? Jadi aku belum mati?”
“Pertanyaan bodoh apa itu?”
“Ck. Bisa biasa aja gak sih mas?”
“Mas?”
“Maaf nona, anda tidak apa-apa?” tanya seorang laki-laki lain yang baru turun dari mobil tersebut.
“Saya cuma kaget aja.”
“Ini hal biasa yang terjadi, berapa yang kamu minta untuk ganti rugi?”
“Nathan lo jangan nuduh sembarangan.”
“Udahlah Dave, lo jangan bela dia. Gue hafal sama modus yang kaya begini.”
Aletta paham arah pembicaraan kedua laki-laki tersebut. “Maaf ya mas..mas berdua, saya bukan pengemis atau penipu. Jadi terimakasih atas perhatiannya, saya permisi.” Aletta memutar sepedanya untuk meninggalkan tempat itu.
“Cewek belagu!” ucap laki-laki yang bernama Nathan. Aletta menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nathan.
“Makasih atas pujiannya mas.” Aletta tersenyum manis kemudian benar-benar meninggalkan kedua laki-laki tersebut.
“Gila, baru kali ini seorang Nathan di cuekin sama cewek,” ucap Dave namun tidak di hiraukan oleh Nathan. Dengan perasaan kesal Nathan masuk ke dalam mobil untuk kembali ke rumah bersama Dave.
***
“Kamu dari mana aja sih Ta?” tanya Danisa, teman Aletta.
“Maaf ya Nis, kamu jadi nunggu lama di depan toko.” Aletta sedang merangkai bunga dengan serius.
“Aletta, aku berhenti kerja aja ya? Aku bantuin kamu aja di toko,” ucap Danisa membuat Aletta menghentikan aktivitasnya.
“Apaan.. gak ada berhenti-berhenti segala. Kerjaan kamu yang sekarang udah bagus tau, kan itu impian kamu dari dulu. Kerja di perusahaan besar dan sekarang jadi asisten kepala bagian marketing disana. Jangan sia-siain apa yang kamu capai cuma demi bantuin aku.”