Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Gio dan lainnya sampai disebuah tempat yang membuat mereka terkejut. Mereka menemukan sebuah tempat yang bangunannya mirip dengan bangunan Ilir World beberapa ratus tahun yang lalu.
“Hei, bukankah ini rumah Limas? Tanya Siti”.
“Ya tidak salah lagi, ini bangunan kuno yang ada di dalam sejarah Ilir World dan dikatakan dalam sejarah bahwa bangunan ini sudah tidak ada lagi, sudah musnah !! Jawab Fian".
Dengan rasa penasaran mereka memasuki wilayah Rumah Limas, sehingga kewaspadaan mereka hilang. Mereka terkena perangkap lubang yang dipenuhi kunang-kunang pembius hingga mereka pingsan dan tertangkap.
Selama mereka tidak sadarkan diri mereka dimasukan kedalam sebuah kurungan dan dibawa kedalam ruangan yang dikelilingi oleh 4 patung Ikan Belido. Setelah sampai di dalam ruangan, kurungan mereka diletakkan ditengah-tengah ke 4 patung Ikan Belido serta dikelilingi sekelompok orang.
“Ada berapa orang yang berhasil kita tangkap? Tanya seseorang”.
“5 orang, Pecong”. (Pecong adalah panggilan untuk seorang ketua atau pemimpin sebuah kelompok).
“Sudah lama sekali aku tidak melihat orang bisa sampai sejauh ini, mereka pasti kuat.
“Kita akan menjadikan mereka anggota kita, huephephephephephep …. ujar pecong dari kelompok tersebut, diikuti oleh tertawa anggota kelompok lainnya”.
Pecong dan anak buahnya pun meninggalkan ruangan. Mendengar suara tertawa yang ramai, Siti sadar dari pingsannya. Siti terkejut karena dia dan teman-temannya berada dalam kurungan. mereka berada dalam situasi yang benar-benar tidak memungkinkan untuk melarikan diri. Siti akhirnya menyadari kalau hanya ada 5 orang didalam kurungan, padahal dalam perjalanan mereka ber-6. Gio tidak ada didalam kurungan tersebut.
“Apa yang terjadi? dimana Gio? Apa dia berhasil lolos atau dia sudah mati. Ujar Siti dalam hati”.
Tidak lama kemudian, Elias, Kuro, Fian dan Yuki Sadar.
“Tempat apa ini? Yuki kebingungan”.
“Hahh, kenapa kita bisa terkurung seperti ini? Kata Elias masih tidak percaya”.
“Fian masih berusaha bangun”.
Mereka akhirnya mulai sadar dan membaca situasi kalau mereka sedang berada dalam bahaya. Dengan emosi Kuro berteriak meminta untuk dilepaskan.
“Hey, lepaskan kami. Kenapa kami dikurung. Ahhh sial.. bentak Kuro”.
Tidak lama kemudian datanglah pecong dan para anak buahnya dengan jumlah yang banyak.
“Sepertinya kita kurang 1 orang, Gio tidak ada. ujar Fian sambil melihat sekitar".