Lima hari berlalu setelah pertempuran melawan kelompok Ale, akhirnya Gio dan yang lainnya mulai sadar.
"Hey, Fian bangunlah, Kuro, Yuki, Elias, Gio, kalian semua bangunlah, kalian belum mati kan." Kata Siti membangunkan yang lainnya.
Perlahan-lahan semuanya mulai sadar dan kembali berdiri.
"Aduhhdududu, arrgghh, badan ku sakit semua." Kata Yuki mencoba untuk bangun.
"Kita masih hidup?" Tanya Fian dengan suara pelan.
Elias dan Kuro mulai sadar. Tempat pingsan mereka berdekatan.
"Dimana aku, apa aku sudah di surgaa". Ujar Elias sambil melihat kearah Kuro.
"Siaaall, sakit sekali!!!." Kuro kesakitan.
"Hey, kenapa kau ada disini? Ini surga bukankah tempatmu dineraka." Ujar Elias sambil menunjuk Kuro.
"Kaauuu!!!! Masih saja mengejekku, akan ku bunn.... addduhhhh, duh, duh." Kuro kesakitan.
"Sudahlah, kalian nanti saja bertengkarnya, kita terluka cukup parah. kita harus mencari dokter terlebih dahulu." Ujar Siti.
"Hey Gio sepertinya belum siuman, cepat bangunkan dia." Pinta Yuki.
Fian mendekati Gio dan Coba untuk membangunkannya. Tapi Gio masih tak bergerak, dan blm sadar.
"Sebaiknya kita gendong saja Gio, lukanya lebih parah dari kita. Biarkan dia seperti itu dulu." Ujar Siti.
"Apa yang membuatnya terluka separah itu.?" Tanya Fian.
"Entah, mungkin dia bertemu kelompok lain seperti Ale, dan menghadapinya sendirian." Jawab Siti.
"Hebat jika dia mengalahkan kelompok seperti Ale sendirian." Ujar Yuki.
"Tidak juga, mungkin dia disiksa dan berhasil melarikan diri." Sahut Elias.