Setelah selesai apa yang ingin mereka bicarakan, Siti dan Kuro segera menyusul Gio dan yang lainnya.
"Kalian dari mana?" Tanya Yuki.
"Ada hal yang ingin kami bicarakan, tapi sekarang sudah selesai." Jawab Siti.
"Apa yang kalian bicarakan? kalian saling menyukai?" Tanya Yuki.
"oiioii tidak tidak, kau jangan salah paham." Sahut Kuro dengan wajah merah.
"Yaa mana mungkinlah, mana mungkin wanita seperti Siti menyukai orang ini.. ha hah hah.." Ejek Elias.
Ejekan Elias diabaikan oleh Kuro. Tidak seperti biasanya, Kuro terlihat memikirkan sesuatu. Sesuatu yang menggangu konsentrasinya.
Elias merasa diacuhkan dan memutuskan untuk tidak meneruskan ejekannya.
"Apa benar di Ulu World ini masih ada orang yang berhati baik. jika benar ada, berarti Ulu World tidak terlalu menakutkan." Kata Fian.
"Yaaaa mungkin saja, sepertinya masih banyak yang tidak kita ketahui dan harus kita pelajari disini." Jawab Siti.
Yuki berjalan sambil memperhatikan Kuro.
"Kau kenapa Kuro, ada yang aneh denganmu, kau dari tadi terlihat melamun." Tanya Yuki.
"Tidaak, aku tidak apa-apa, aku hanya kelelahan saja." Jawab Kuro.
"Ayolah, biasa saja, kau jangan terlalu kaku.. Jangan-jangan kau benar menyukaiku yaa?" Tanya Siti mencairkan suasana seperti memberikan kode kepada Kuro.
"Kaaauuu, jangaannn sembarang bicara.. dasar bodoh.." Jawab Kuro.
"Nahh itu baru Kuro yang kami kenal, hahahaha.." Kata Siti lagi.
"Hahahahaha....." Semua tertawa.
Tidak lama kemudian, mereka akhirnya sampai.
"Sepertinya, ini wilayah yang dikatakan Gio tadi." Kata Fian yang berdiri paling depan.
Setelah memasuki Wilayah, mereka disambut dengan tatapan jahat oleh para penduduk. Banyak penduduk yang berbisik sambil melihat Gio dan yang lainnya.
"Sepertinya, kita akan menemui masalah lagi disini. dari sekian banyak penduduk, tidak ada satu pun yang terlihat seperti orang baik." Ujar Fian memperingatkan yang lain.
"Kita sebaiknya berhati-hati, fokuslah mencari warung tekwan mang Ateng." Kata Yuki.
Setelah beberapa menit mencari Warung Tekwan Ateng, akhirnya mereka menemukannya. Namun mereka terkejut, beberapa bangunan sudah hancur, dan kerumunan orang yang memperhatikan mereka tadi mendadak sepi.
"Kenapa tiba-tiba menjadi sepi." Tanyaa Elias kebingungan.
"Apa yang terjadi, mengapa Warungnya paman hancur seperti ini." Gio terkejut.
"Kalian berhati-hatilah, ada seseorang yang datang."
Seseorang keluar dari Warung Ateng yang sudah setengah hancur. Siti dan yang lainnya bersiap, takut akan sesuatu yang menyerang tiba-tiba.
Namun ternyata yang keluar adalah Ateng.
Gio pun senang melihatnya, dan segera menyapanya.