Orang Buangan

Agus Setiawan Pratama
Chapter #16

Tugu Khatulistiwa

"Aaaahhhhhh, kenyangnyaaaa.." Ujar Gio

"Syukurlah kalau kalian kenyang, aku hanya bisa membuatkan kalian makanan saja.. Tapi tidak bisa mengobati luka-luka kalian, maafkan aku." Ujar Ateng.

"Tidakk apa-apa paman Ateng, kami sangat berterima kasih.. berkat makanannya tenaga kami bisa cepat pulih." Jawab Siti.

"Paman, besok kami akan melanjutkan perjalanan, apa disini ada dokter yang bisa kami ajak dalam pertualangan kami?" Ujar Elias.

"Disini tidak ada dokter, tapi kalian mungkin bisa menemukan dokter di wilayah selanjutnya." Jawab Ateng.

"Ohh, baiklah paman." Jawab Elias.

"Yaaaahh, hari sudah malam. Aku akan membiarkan kalian beristirahat. Jika kalian membutuhkan sesuatu, kalian bisa memanggilku." Kata Ateng.

"Terima kasih paman ateng." Ucap Gio dan yang lainnya.

"Ohh yaa, Aku hampir lupa . . . Jika kalian mendengar suara raungan atau teriakan, Abaikan saja. Disini memang seperti itu kalau malam." Ujar Ateng.

"Memangnya itu suara apa paman??" Tanya Fian.

"Itu suara raungan Antubanyu dan Teriakan Kunti." Jawab Ateng.

"Kunti itu apa paman?" Tanya Fian lagi.

"Kunti adalah salah satu monster disini seperti Antubanyu, namun tidak sebesar Antubanyu. Jika kalian terasa suara raungan mereka sangat dekat, abaikan saja. Itu berarti mereka jauh dari kalian. Tapi jika kalian merasa suara raungan mereka sangattt jauh. itu berarti mereka berada di dekat kalian." Jelas Ateng.

Semuanya memperhatikan. Menyimpan dalam ingatan mereka apa yang sudah Ateg jelaskan.

"Kalian jangan khawatir, sekarang istirahatlah." Ucap Ateng.

Ateng meninggalkan ruangan, membiarkan Gio dan yang lainnya beristirahat. Sementara itu Awe sudah menunggu kedatangan Ateng diluar.

"Bagaimana keadaan mereka." Tanya Awe.

"Mereka sedang beristirahat, luka mereka belum sembuh sepenuhnya, mereka harus segera menemukan dokter, dan menghidari pertarungan." Jawab Ateng.

"Apa benar mereka Orang Buangan yang dituliskan dalam Aksara?" Tanya Awe.

"Aku tidak tahu, tapi entah kenapa aku percaya pada kekuatan mereka." Jawab Ateng.

"Mereka harus segera pergi ke wilayah selanjutnya. Sebelum Nurdin berubah fikiran dan kembali." Ujar Awe.

"Yaa, aku juga menghawatirkan itu." Ucap Ateng sependapat.

Awe dan Ateng terdiam sejenak.

"Pecong, jika benar mereka orang buangan dalam aksara, kami siap berjuang menghalangi Nurdin." Ucap salah satu anak buah Awe.

"Jangan!!!! Yang aku takutkan bagaimana jika mereka bukanlah orang buangan yang dituliskan dalam aksara. kita bisa dalam bahaya." Ujar Awe.

"Yaa kau benar, sebaiknya kita biarkan mereka berusaha sendiri. Jika benar mereka orangnya, maka mereka bisa melewatinya.. Untuk sekarang kekuatan mereka belum cukup. Mengalahkan kelompok Ale saja mereka hampir mati. Tapi jika mereka terus mengalami pertarungan hebat melawan orang-orang kuat dan menang. Aku yakin benar, mereka akan menjadi orang buangan yang tertulis didalam aksara." Jelas Ateng.

Semua terdiam . . . . .

"Baiklah kalau begitu, kami pulang dulu. Besok kami akan mengantar mereka untuk melanjutkan petualangan mereka ke wilayah selanjutnya." Ucap Awe pamit pulang.

Lihat selengkapnya