"Ini benar-benar luar biasa." Ujar Siti.
"Keren..." Tambah Elias.
Semua terkejut dengan apa yang sedang mereka lihat. Tugu Khatulistiwa mempunyai lingkaran diujung atasnya, yang memancarkan cahaya disekelilingnya secara acak. Namun terkadang juga ujung dari Tugu Khatulistiwa memancar sebuah Aura kegelapan disekelilingnya. Dibelakangnya membentang lautan yang sangat luas.
"Yaahh, aku akan mengantar kalian sampai disini saja. Selanjutnya terserah dengan petualangan kalian." Ujar Awe.
"Tapi sejauh ini yang terlihat hanya lautan, dan kami tidak punya perahu." Ujar Siti.
"Apa kau punya perahu Awe?" Tanya Yuki.
"Tidak, kalian tidak membutuhkan perahu." Jawab Awe.
"Apa kau sedang bercanda? Bagaimana kami bisa sampai ke wilayah selanjutnya?" Ujar Elias.
"Jangan bilang kau menyuruh kami untuk berenang!!" Ujar Gio.
Awe tersenyum.
"Baiklah sekarang kalian dengarkan penjelasanku.!!!!" Pinta Awe.
"Jalan menuju wilayah selanjutnya bukanlah lautan, tapi Tugu Khatulistiwa yang ada didepan kalian ini." Jelas Awe.
"Apaa? bagaimana caranya?" Tanya Elias.
"Kalian lihat, lingkaran yang berada di puncak. Disamping kiri dan kanannya terdapat sepasang Anting. Anting tersebut adalah Pusaka Anting Bulan Bintang, yang memiliki kemampuan teleportasi." Jelas Awe.
Gio dan yang lainnya masih fokus mendengarkan.
"Jadi, Tugu Khatulistiwa inilah yang akan membawah kalian ke wilayah selanjutnya. Dengan kemampuan dari Pusaka Anting Bulan Bintang, Kalian akan diteleport menuju ke wilayah berikutnya." Ucap Awe.
"Apaaa? Tugu ini bisa menggunakan kekuatan dari pusaka?" Tanya Yuki.
"Yaaa, begitulah." Jawab Awe.
"Bukankah sebuah pusaka hanya bisa digunakan oleh manusia saja?" Tanya Yuki serius.