Dititik lain wilayah Rumah Limas, ditengah keramaian, suasana seperti pasar namun menyeramkan. Menawarkan bermacam-macam barang, makanan, senjata, dan obat-obatan. Banyak kumpulan orang dengan penampilan tak terurus membentuk kelompok sendiri-sendiri.
“Masuklah cari apa?” Ujar salah satu pedagang.
“Dipilih, dipilih, dipilih..” Diikuti pedagang lainnya.
“Buah manis, buah manis, asem uang kembali.” Ujar pedagang buah sambil mencicipi dagangannya.
“Barang bagus, barang bagus, bagus barang.” Suara pedagang-pedagang lainnya.
Serentak suasana hening sejenak karena penduduk melihat seseorang yang asing. Tatapan menyeramkan menyoroti setiap langkahnya.
“Mengapa orang-orang disini terlihat sangat menyeramkan. Sebaiknya aku tidak membuat masalah disini, jika aku terlibat masalah disini bisa-bisa aku mati. Jumlah mereka banyak sekali dalam tiap kelompok." Kata Gio dalam hati.
Gio memperhatikan sekitar dan hendak mencari tempat makan, karena sejak tiba di Ulu World dia memang sudah menguras banyak tenaga dan memerlukan makan.
“Mampirlah nak, kau kelihatan lapar.” ajak seorang koki kepada Gio.
“hehe, benar paman aku memang kelaparan, bisakah kau buatkan makanan untukku..?” Pinta Gio.
Gio pun beristirahat sejenak ditempat makan. Tempat makan tersebut tidak terlalu ramai hanya ada Gio, dan 2 pengunjung lainnya. Koki itu tersenyum lalu masuk membuatkan Gio makanan. Tidak lama kemudian dia kembali dan membawakan Gio makan. Tanpa berlama-lama Gio langsung meghabiskan semua makanan yang disediakan Koki tersebut.
“Aaahhhhhh, makanannya enak sekali paman.. aku baru merasakan makanan yang seperti ini terima kasih.” Puji Gio kekenyangan.
“Hahaha, syukurlah kalau kau menyukai makanan buatanku, ngomong-ngomong siapa namamu?” Tanya Koki itu.
“Namaku Gio paman, nama paman pasti Tekwan kan? Sesuai dengan nama tempat makan ini.” Tanya Gio kembali.
“Hahahahahaha, kau ini lucu sekali, namaku Ateng. Tekwan itu adalah nama makanan yang kau makan barusan hahahaa.” Kata Ateng sambil tertawa. (Tekwan adalah makanan berbahan dasar Ikan dan Sagu yang dihidangkan dengan kuah khasnya)
“Hahahaha, maaf paman Ateng." kata Gio sambil tersenyum.
“Paman, disini kenapa semua orang selalu berkumpul ya, tadi aku melihat dibeberapa sudut orang-orang seperti membentuk kelompok sendiri-sendiri?” Tanya Gio kepada Paman Ateng.
Paman ateng mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Gio barusan, dan menatap Gio dengan curiga.
“Tentu saja disini harus membentuk kelompok, karena disini merupakan wilayah yang berbahaya. Kelompok yang kau lihat disudut-sudut jalan adalah orang-orang yang memilih hidup saling membantu, dan juga bertarung bersama. Jika mereka sendiri mereka akan mati konyol disini. Itulah kenapa tiap kelompok berlomba-lomba untuk menambah anggota mereka, dan menghalalkan segala cara. Bahkan menyerang kelompok lain. Percayalah kau tak akan bertahan jika sendirian disini. Apa lagi jika kau harus berhadapan dengan monster yang tiba-tiba datang. Kelompok dengan anggota banyak pun akan sulit mengalahkan 1 monster”. Jelas paman Ateng kepada Gio.