Orang itu berdiri dalam kesunyian, dalam kegelapan. Saat itu langit hitam, begitu pula dengan bumi. Namun ia bercahaya. Kuulangi, ia bercahaya. Ia bercahaya!
Aku meneriakinya, namun ia terdiam. Saat aku menyentuh pundaknya yang dingin, ia menoleh sambil tersenyum hangat. Kedua tangannya dilipat. Ia berkata, "Aku harap kau ingin pergi bersamaku."
"Ke mana?"