Kepadamu wahai laut, yang telah mengambil istriku, aku kirimkan surat-surat penuh kerinduan ini. Hanyutkan, hantarakan padanya segenap isi surat-surat ini. Aku tidak tahu harus ke mana lagi. Kehidupan menuntunku ke sini, kepadamu, wahai lautan luas.
Surat 1
Kepada Istriku terkasih,
Di setiap sudut hari, bayanganmu selalu hadir. Seperti embun pagi yang perlahan menghilang, kenangannya tetap bertahan, membasahi relung hatiku. Dalam kerinduan ini, aku menemukan keindahan cinta yang tak terhingga.
Meski tak lagi bisa kurengkuh, kehadiranmu terasa dalam setiap hembusan angin yang lembut. Cinta kita bagaikan bintang yang bersinar dalam gelap, menuntun langkahku menuju esok yang tak pasti.
Di mana kau tinggal, istriku? Aku tak tahu. Di dasar laut? Maka aku kirimkan surat ini melalui gelombang laut ini, semoga sampai padamu.
Aku datang hari ini. Dan tidak aku temui kau di sini kekasihku. Haruskah aku lanjutkan dongengku?
Dengan kasih sayang,
Suamimu.
Aku bergeming.
Surat 2
Istriku yang baik,
Setiap malam, aku menatap langit penuh bintang, mencari wajahmu di antara kerlipan cahaya. Seperti melodi yang hilang, kehadiranmu masih mengalun lembut dalam ingatanku. Rindu ini seperti arus yang tak pernah surut, mengalir tanpa henti.
Dalam kesunyian, aku merasakan kehangatan cintamu yang abadi, menenangkan jiwaku yang terluka. Meski jauh, aku tahu kau selalu dekat, menyatu dalam setiap detak jantungku.
Salam hangat,