Namanya Galaxia, adalah seorang remaja yang baru saja selesai mengikuti ujian akhir Sekolah Menengah Atas atau UAS SMA di sebuah SMA negeri. Usianya baru 17 tahun, tingginya sekitar 170 cm, rambutnya hitam lurus seperti di rebounding saja..
Pernah ditegur gurunya ketika masih di SMP karena mengira dia melakukan rebounding terhadap rambutnya. Dirinya sampai dipanggil menghadap guru BK yang gayanya seperti malaikat maut, meskipun bertubuh ceking seperti orang yang cacingan.
“Kamu duduk di sini,” perintah guru BK-nya yang bertubuh lebih kecil dari dirinya dan juga lebih pendek.
Tingginya hanya sekitar 150 cm kotor, belum di potong pajak dikarenakan di dalam sepatunya memakai elevator sekitar 7 cm. Sementara Galaxia ketika itu tingginya 160 cm bersih, pada waktu itu dia hanya kaki ayam, sehabis berolah raga senam karena mereka tidak diperkenankan guru olahraga yang penyuka Goyang Maumere ini memakai sepatu.
“Ya Bu,” sahut Galaxia tanpa sedikit pun merasa gentar, karena tahu dirinya sama sekali tidak bersalah.
“Mengapa rambutmu di rebounding? Padahal saya lihat rambut Mamamu itu agak ikal meskipun panjang.”
“Tidak, Bu. Saya tidak pernah rebounding rambut,” tukasnya mantap.
“Aah, kamu pasti bohong.”
“Saya tidak bohong, Bu.”
“Nanti saya kamu laporkan kepada Ibumu,” ancam guru BK-nya itu.
“Laporlah Bu,” kata Galaxia sambil tersenyum. “Biar Ibu diomeli oleh ibuku yang mulutnya seperti senapan mesin itu.”
“Hah?” sahut guru BK-nya keder juga. “Kalau begitu akan kulaporkan saja kepada ayahmu,” Katanya lagi mengancam untuk menakuti Galaxia.
“Silakan kalau Ibu mau diomeli ayahku yang lebih cerewet dari nenek-nenek,” kata Galaxia lagi sambil tersenyum senang melihat sang guru ketakutan.
“Tapi, bagaimana rambut Mamamu bisa agak ikal sementara punyamu kok bisa lurus? Pasti kamu rebounding, kan?”
“Rambut Mam ku itu sejatinya juga lurus, Bu. Tetapi karena mamaku suka rambut panjang sementara di rumah kami tidak ada pembantu, maka rambutnya sering di ikat terkadang juga di roll agar tidak merepotkannya ketika melakukan tugas-tugas rumah tangga, jadi lama-lama seperti ikal,” jelas Galaxia kepada ibu gurunya yang dia pernah dengar selentingan jika dia itu dulunya pernah hampir DO dari kampusnya itu.
Rupanya guru BK itu takut juga dengan ancaman kosong Galaxia, padahal orang tuanya sama sekali tidaklah begitu.
Mereka adalah orang yang sangat adil dan sangat hati-hati dalam menilai segala sesuatu. Tidak akan pernah mereka langsung percaya ataupun membela laporan anak-anak mereka.
Mereka akan menelitinya terlebih dahulu dari berbagai angle dan memeriksa semua laporan anak mereka dengan berbagai info pembanding sebelum mengambil suatu keputusan.
Galaxia adalah gadis bertubuh tipis dan berkulit agak gelap, sangat kontras dengan kulit kedua orang tuanya yang sangat putih. Tetapi Galaxia tidak terlalu peduli akan hal itu, meskipun banyak yang mengatakannya jika dia bukanlah anak kandung kedua orang tuanya.
Karena itu sama saja mengatakan jika Mamanya berselingkuh dengan laki-laki lain. Ada yang mengatakannya jika dirinya adalah titipan tetangga. Ada yang mengatakannya titipan dari pulau Jawa sewaktu orang tuanya mengantar abangnya berobat ke pulau Jawa. Bahkan ada yang lebih ekstrem lagi mengatakannya sebagai anak yang dipungut orang tuanya dari bak sampah di jalanan.
Tetapi semuanya itu dibantah oleh ayahnya. Karena ayahnya tahu Galaxia sering menangis sewaktu kecil karena suka di bully oleh kawan-kawannya disebabkan warna kulitnya berbeda.