Orang Orang Di Atas Angin

Yovinus
Chapter #2

02-Menerima Hasil Kelulusan SMA

Pengumuman kelulusan secara nasional dilakukan pada bulan Mei tahun itu, sehingga para siswa dan siswi kelas 12 SMA Negeri itu menunggunya dengan berdebar-debar.

Sesuai pesan sekolah melalui grup Telegram sekolah mereka, pada siswa dan siswi itu sudah sejak pagi berkumpul di sekolah. Galaxia juga hadir di antara para siswa dan siswi yang bersiap mendengarkan pengumuman kelulusan pada hari itu dengan berpakaian seragam sekolah mereka.

Dari rumah Galaxia sudah diingatkan oleh orang tuanya agar jangan ikut-ikutan kegiatan aneh-aneh ketika selesai pengumuman kelulusan, seperti corat-coret pakaian, baik menggunakan bolpoin, spidol maupun memakai Pilox. Dia juga dilarang ikut pawai dan kebut-kebutan di jalan seperti yang sering dilakukan oleh para anak-anak berandal dengan berboncengan tanpa helm.

Masih segar di ingatannya, bahwa perjalanan pendidikannya masih panjang, kata orang tuanya mengingatkan. Mereka harus segera melanjutkan kuliah lagi, agar bisa berbakti kepada bangsa dan negara serta kemanusiaan.

Lebih baik selesai menerima pengumuman kelulusan itu, bawalah segera hasilnya pulang ke rumah supaya orang tua bisa segera melihatnya dan memikirkan arah pendidikan lanjutannya berdasarkan hasil yang diperolehnya itu.

Para siswa itu tidak disuruh masuk ke dalam ruangan, tetapi dibariskan di depan sekolah. Kepala sekolah mereka yang terkenal galak karena tidak takut dengan penduduk sembilan desa dan setiap malam Jum’at selalu memandikan keris pusaka peninggalan leluhurnya itu, berdiri dengan garangnya di depan sekolah.

Tubuhnya tinggi besar menjulang tinggi sekitar 237 cm itu dan berkulit hitam, seperti raksasa di antara guru-guru lain yang tingginya ada yang hanya 158 cm saja.

“Saya minta, kalian tidak mengecewakan sekolah. Kalian harus menjaga nama baik sekolah kalian ini setelah kalian lulus. Sebaiknya kalian harus segera melanjutkan sekolah dan menjadi pemuda pemudi harapan bangsa, jangan menjadi bangsat dan para kriminal,” katanya dengabn suara yang membahana.

Semua murid takut dengan dia, karena dia tegas dan berwibawa dan jika ada murid-murid bandel pun ditantangnya.

Dia sama sekali tidak takut, karena memang kepala sekolah ini juga sebenarnya rada-rada kurang satu ons, sehingga terkadang tidak menyambung apa yang dikatakannya dengan apa yang dilakukannya.

Entah bagaimana dulunya bisa lulus sebagai PNS, karena dia lebih cocok jadi guru silat dengan ilmu kanuragan nya daripada jadi guru SMA yang mengandalkan logika ilmiah.

Para siswa SMA Negeri itu rata-rata takut sekali dengan dia, karena pernah suatu ketika ada beberapa siswa bandel yang bertubuh besar, anak beberapa para anggota dewan dan pengusaha serta pejabat yang kerjaannya hanya mabuk, main perempuan, memakai narkoba, dan memang berandalan mengintai dia ketika pulang ke rumahnya malam-malam.

Mereka menghantamnya dengan balok kayu, tetapi ajaibnya bukannya dia yang sakit, tetapi justru empat sampai lima orang penyerangnya itulah yang terpelanting dengan kaki dan tangan memar.

Akhirnya mereka lari tunggang langgang dalam gelap dan semenjak itu tidak ada lagi yang berani mengganggu kepala sekolah ini. Sementara kepala sekolah mereka ini sama sekali tidak tahu jika para penyerangnya itu adalah para siswanya sendiri.

Galaxia yakin jika nilai bahasa Inggrisnya pasti tinggi, karena selama bersekolah dia sendirilah yang terkenal sangat pandai bahasa Inggrisnya. Guru bahasa Inggrisnya pun selalu bertanya kepadanya jika ada keraguan terhadap Tensis dan Grammar.

Hal ini dikarenakan Galaxia sama sekali tidak berminat belajar mata pelajaran lain selain bahasa Inggris, terutama sekali Matematika. Karena menurutnya itu tidak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, kecuali hanya untuk para ahli dan peneliti saja.

Tetapi ketika menerima kertas hasil kelulusannya, Galaxia terpana, karena ternyata nilai UN untuk bahasa Inggrisnya hanya 98, sementara nilai 100 diperoleh kawannya dari kelas lain yang tidak pernah di dengar bisa berbahasa Inggris.

Lihat selengkapnya