Pagi ini Galaxia baru bangun ketika sudah pukul 10 pagi, itu pun setelah Mamanya beberapa kali memanggilnya dari luar pintu kamarnya. Hal ini karena tadi malam asmanya agak bermasalah, sehingga dia tidur agak larut malam.
Selama beberapa jam nafasnya terasa sangat sesak. Padahal dia sudah minum Teosal dan juga menyemprotkan inhaler Ventoline. Rupanya dirinya terkena filek, sehingga membuat asmanya menjadi memburuk.
“Nak. Nak. Anakku. Nak Galaxia?” panggil Mamanya dari luar kamarnya.
“Ya, Ma!” jawab Galaxia sambil menggeliat kan tubuhnya di tempat tidurnya.
“Kamu ndak apa-apa, Nak?” tanya Mamanya khawatir dari arah luar kamar.
“Agak pusing Ma,” jawabnya dari dalam. “Tadi malam lambat tidur, asmaku agak memburuk.”
“Mampu kamu bangun tidur, kah?” tanya Mamanya lagi khawatir.
“Ya, Ma. Tapi sebentar dulu. Mau hilangkan pusingnya.”
“Ya, syukurlah kalau begitu. Baik, Mama turun dulu. Kalau sudah mampu bangun, turunlah ke bawah. Ini sudah siang ya Nak,” kata Mamanya lalu terdengar kaki Mamanya menurun tangga kayu ke arah bawah.
Beberapa menit kemudian Galaxia keluar dari kamarnya. Dia lihat pintu di lantai dua sudah terbuka lebar dan tampaklah sinar matahari yang terang benderang masuk ke dalam rumah.
Udara segara terasa bertiup ketika pintu kamar tidur Galaxia juga terbuka, sehingga angin segar menerobos masuk pintu kamarnya lalu langsung keluar lagi melalui jendela kamarnya yang juga sudah dibukanya.
Dia menarik nafas panjang menikmati udara segar dan bersih yang berhembus masuk itu. Sungguh suatu karunia Tuhan yang luar biasa, udara segar dan bersih serta gratis lagi. Terasa kepalanya yang pusing agak teratasi oleh segarnya udara dan juga melihat cahaya matahari yang begitu terang dan indah memasuki rumah mereka.
Lalu kemudian dia turun ke bawah dan terlihat Mamanya sedang sibuk dengan pekerjaan dapurnya.
“Ayah mana, Ma?” tanyanya ketika dia tidak melihat atau pun mendengar suara ayahnya.
“Tadi katanya ke Bank.”
“Mau angsur pinjamannya, kah?” tanya Galaxia lagi, karena dia tahu ayahnya ada mengambil KUR di salah satu bank BUMN cabang di daerahnya.
“Mana ada untuk ayahmu angsur, Nak. Dia menghadap ke BNank karena mau konsultasi masalah angsurannya. Karena menurut berita di koran dan televisi, ada kebijakan Pemerintah Pusat jika selama beberapa bulan di masa pandemi ini bagi yang punya kredit di bank termasuk KUR boleh ditangguhkan dulu pembayarannya dan bunganya ditanggung oleh Pemerintah Pusat. Setelah itu selama beberapa bulan kemudian, bunganya hanya 50% dari yang seharusnya,”
“Ooh,” sahut Galaxia sambil berjalan ke arah WC untuk buang air kecil.
Setelah itu dia keluar lagi dan mengintip apa yang dikerjakan oleh Mamanya. “Mama masak apa?”
“Ini daun ubi di beli Papamu pagi tadi. Bantu Mamalah menyianginya.”
“Terus, setelah itu mau di apa kan, Ma?”
“Di tumbuk, agar di sayhur daklam keadaan hancur.”
“Siapa yang menumbuknya?”
“Kamulah. Bantu Mama,” jawab Mamanya. “Mampu?”