Setiap Seminggu sekali, ayahnya selalu mengumpulkan kami untuk berbicara. Waktunya terkadang habis makan siang ataupun sehabis makan malam. Di saat seperti itu, kami akan berbicara rata-rata di atas satu jam lamanya.
Sebelum memulai pembicaraan, ayah selalu menyebutkan topiknya di depan, sepertinya untuk memandu dirinya agar tidak terlupa. Terkadang juga setelah pembicaraan berlangsung akan ada beberapa tambahan sesuai yang ayah ingat ataupun yang ayah anggap sangat penting untuk kami tetapi tadi lupa dicatat sebelumnya.
Biasanya ayah sudah mempunyai catatan yang akan disampaikannya kepada kami. Terkadang juga dia dan Mama hanya mendengarkan kisah tentang diri kami lalu memberikan komentar dan nasihat jika apa yang kami lakukan itu bertentang dengan norma atau membahayakan kehidupan kami.
Tetapi yang paling sering, ayah akan berbicara tentang apa-apa yang telah dicatatnya dan kami dilarang memotong. Setelah ayah selesai, maka kami diberikan kesempatan untuk bercerita, menanggapi ataupun bercerita tentang diri kami seperti masalah kami masing-masing di sekolah, hubungan dengan teman ataupun pacar, masalah pelajaran atau tentang apa saja.
Yang Galaxia sukai dari setiap pembicaraan ayahnya itu adalah beliau selalu mengatakan bahwa kami adik beradik itu adalah anak-anak yang cerdas dan pintar. Jadi kami harus selalu bersyukur kepada Tuhan atas segalanya itu tetapi sama sekali tidak boleh sombong, angkuh, tinggi hati, jumawa, arogan atas segala kecerdasan dan kepintaran yang kami miliki.
Ayahnya juga selalu memotivasi kami agar selalu terus belajar, meningkatkan kapasitas diri dalam segala hal yang mampu kami lakukan, demikian juga kami harus mempunyai target jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam hidup kami.
Sehingga hidup kami mempunyai arah dan tujuan sehingga kami mempunyai panduan bagaimana cara dan strategi untuk mencapainya.
Pada waktu kami diberi kesempatan berbicara yang biasanya terjadi setelah selesai ayah menasihati dan terjadi komunikasi antar kami, maka kami pun segera memanfaatkan kesempatan itu.
“Yah,” ujar adik Galaxia yang bungsu. “Tadi pagi sewaktu ayah sedang keluar, orang di belakang itu mengambil tanaman kangkung di belakang rumah kita.”
Memang kangkung itu ayah tanam di parit tanah yang agak besar, sehingga bisa tumbuh subur di sana. Parit itu merupakan sisi rawa dari tanah milik seseorang yang pemiliknya berada jauh di kampung dan paling setahun sekali dia melihat tanahnya itu.
Di musim pandemi Covid-19 ini di mana segala sesuatunya terutama uang itu sulit, maka ayah menebarkan tampang kangkung di situ sehingga bisa menjadi selingan sayur kami.
“Ya, ayah. Orang itu mencurinya,” tambah Jokan adik Galaxia yang laki-laki juga.
“Biarkan sajalah. Dia juga perlu,” jawab Ayah.
“Tapi itu kan mencuri, Yah. Padahal kita yang menanamnya,” ujar Galaxia.
“Betul,” sahut ayah. “Tapi di masa pandemi seperti ini, semua orang seperti kita akan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.”
“Tapi diakan pedagang, Yah. Dia buka toko, sementara kita tidak!” ujar adiknya Galaxia tetap keukeh..
“Betul,” sahut ayah. “Tetapi di musim pandemi ini semua orang kesulitan keuangan. Mungkin saja para pelanggannya jarang berbelanja padanya, sehingga dia juga kesulitan keuangan. Kan tokonya tidak besar juga, hanya toko sembako kecil.”