Galaxia duduk di ruang tamu, pandangannya menerawang ke luar jendela. Ia merasa tegang dan bingung. Ayahnya, Mr. Anderson, telah mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya sebagai pemilik bisnis kecil. Mereka berdua tengah mempertimbangkan opsi terakhir yang bisa mereka ambil: mengajukan bantuan dana UMKM dari Bank.
Ayah Galaxia, seorang pria yang teguh dan bersemangat, memutuskan untuk melakukan percakapan dengan petugas Bank. Ia berharap bisa mendapatkan bantuan yang begitu mereka butuhkan untuk menghidupkan kembali usahanya. Bersamaan dengan itu, Galaxia sedih melihat ayahnya harus menghadapi tantangan seperti ini setelah bertahun-tahun kerja keras.
"Ayah, apakah kita akan mendapatkan bantuan dari Bank?" tanya Galaxia, suaranya dipenuhi dengan kekhawatiran.
Mr. Anderson menyentuh pundak Galaxia dengan lembut dan berkata, "Kita harus berusaha, Nak. Kita tidak boleh menyerah begitu saja."
Dengan harapan yang berkobar, mereka berdua pergi ke Bank setempat untuk mengajukan permohonan dana UMKM. Namun, harapan mereka segera pudar ketika mereka menyadari bahwa tidak semudah itu mendapatkan bantuan.
"Saya minta maaf, Pak Anderson," kata petugas Bank dengan ragu. "Namun, untuk mendapatkan bantuan, Anda harus masuk dalam daftar khusus. Hanya orang-orang tertentu yang bisa kami bantu."
Galaxia merasa kecewa mendengarnya. Bagaimana mereka bisa mendapatkan bantuan jika hanya orang-orang tertentu yang beruntung yang bisa diakomodasi? Ini tidak adil, pikirnya.
"Mengapa hanya orang tertentu saja?" tanya Mr. Anderson dengan nada yang sedikit frustrasi. "Apakah mereka memiliki koneksi khusus dengan Bank?"
Petugas Bank menjelaskan, "Prosedur bantuan ini dilakukan berdasarkan sejumlah faktor, termasuk kinerja bisnis dan kontribusi terhadap masyarakat."
Mendengar penjelasan itu, Galaxia merasa semakin kecewa dengan sistem yang tampaknya tidak adil ini. Dia ingat kata-kata Presiden yang pernah ia dengar beberapa waktu lalu, bahwa bantuan ini akan tersedia untuk semua pengusaha kecil dan tidak ada jaminan yang diperlukan.
"Tapi, Ayah, kan Presiden sudah mengatakan bahwa tidak perlu ada jaminan," ujar Galaxia dengan nada kecewa. "Mengapa Bank ini meminta sertifikat sebagai jaminan?"
Mr. Anderson merenung sejenak sebelum menjawab, "Tidak tahu, Nak. Mungkin ada peraturan internal Bank yang berbeda. Mungkin Presiden juga berjuang melawan birokrasi ini."
Galaxia merasa semakin bingung. Mengapa sepertinya kata-kata Presiden tidak dihargai dan tindakan nyata tidak sesuai dengan janji-janjinya? Dia merasa sedih dan terbebani dengan beban yang tak terbayangkan.
Mereka meninggalkan Bank dengan langkah lesu. Galaxia melihat ayahnya dengan pandangan penuh harap. Mr. Anderson mencoba menyembunyikan kekecewaan di matanya dan tersenyum padanya.
"Kita tidak boleh menyerah, Nak," ucapnya dengan suara lembut. "Kita akan mencoba lagi dan mencari cara lain untuk mengatasi ini."
Galaxia mencoba menahan air mata yang hampir jatuh. Ia tahu betapa besar usaha ayahnya dan betapa berartinya usaha kecil itu bagi mereka berdua. Tapi, mengapa dunia terasa begitu tidak adil?
Keesokan harinya, Galaxia berbagi cerita dengan teman baiknya, Mia. Dia mencoba menjelaskan betapa sulitnya mendapatkan bantuan dari Bank dan bagaimana mereka terjebak dalam birokrasi yang tidak masuk akal.
Mia mendengarkan dengan penuh perhatian, tetapi terlihat ragu. "Galaxia, apakah kamu yakin bantuan itu benar-benar penting? Bagaimana jika Presiden sebenarnya tidak bisa berbuat banyak dalam hal ini? Mungkin orang-orang seperti kita hanya dianggap tak berarti di matanya."
Kata-kata Mia menusuk hati Galaxia. Apakah dia juga meragukan perjuangan ayahnya dan kebenaran kata-kata Presiden? Rasa sakit dan kekecewaan yang telah dia rasakan sebelumnya kembali muncul dengan kekuatan ganda.
"Presiden tahu apa, Mia?" Galaxia merasa suaranya tergetar. "Dia berjanji akan membantu pengusaha kecil seperti kita. Tapi, tampaknya orang-orang di sekitar kita tidak menghargai itu. Mereka malah sinis dengan segala yang dikatakan Presiden."
Mia mencoba menenangkan Galaxia. "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Hanya saja, seringkali harapan kita terlalu tinggi dan kenyataan tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Mungkin kita harus mencari solusi lain."