Galaxia dan adiknya, Jokan, duduk di ruang tengah rumah mereka, mata tertuju pada layar komputer yang telah siap untuk menampilkan pengumuman hasil ujian mereka. Mereka berdua menggigil dengan ketegangan, tak sabar menunggu saat-saat penting ini.
Jokan menggigit bibirnya, sementara Galaxia menekan tombol refresh pada komputernya berkali-kali. Waktu terasa berjalan sangat lambat, dan ketegangan semakin menggelayut di dalam ruangan itu.
"Kapan mereka akan mengumumkan hasilnya?" tanya Jokan, suaranya penuh kecemasan.
Galaxia menatap layar dengan khawatir. "Harusnya sesuai jam yang telah ditentukan secara nasional, tapi sepertinya website-nya lagi down tuh, Jokan. Ini kemungkinan besar karena semua siswa yang ingin melihat hasilnya."
“Itulah Indonesia, beli server tidak mampu menampungnya, coba beli yang Lebih besar kek. Atau malah beli super komputer sekali,” omel Jokan.
“Mana ada uangnya, mana pemerintah mampu,” jawab Galaxia.
“Bukannya tidak mampu, tidak terpikirkan ke sana atau memang para pemimpin belum memikirkan itu, mereka masih mampu membayar Dewan dengan uang yang besar kok,” ujar Jokan ;lagi.
“dari mana kamu tahu, gaji dewan itu sudah ada standarnya lho,” jelas Galaxia. “Coba kamu lihat di internet, sudah jelas semuanya.”
“Berarti ada yang aneh, jika gajinya itu kecil sesuai dengan yang di internet itu. Dari mana mereka mampu beli mobil mewah, beli tas mahal, membuat rumah miliaran dan bahkan menguliahkan anaknya sampai ke luar negeri?” ujar Jokan.
“Tidak usah ;lah kita pikirkan, kan ada KPK yang punya kewenangan. Kita berdua ini menunggu pengumuman kelulusan, mengapa sampai melebar ke mana-mana,” kata Galaxia.
Jokan menarik nafas panjang, walaupun sebenernya dia belum puas. Namun dia memuaskan dirinya, karena kalau di pikir-pikir sampai botak pun, ya begitulah jadinya.
Mereka berdua merasa sudah gelisah saat berkali-kali mencoba masuk ke website resmi dinas Pendidikan Republik Indonesia. Pesan eror terus muncul di layar, membuat mereka semakin gelisah. Di layar kursornya hanya berputar-putar saja, pertanda sibuk atau pun eror.
Setengah jam, satu jam sampai dua jam sudah berlalu dengan cepatnya, tetapi bagi Galaxia dan Jokan, rasanya seperti seabad. Mereka terus mencoba masuk ke website, berharap bahwa masalah teknis tersebut akan segera teratasi.
Akhirnya, ketika hampir putus asa, layar komputer Galaxia menampilkan halaman yang lama ditunggu-tunggu. Mereka segera memasukkan nomor ujian mereka dan menekan tombol "Cari."
Tak lama kemudian, hasilnya muncul di layar, dan keduanya tidak bisa menahan rasa syukur. Agak lama sih, tidak seperti biasanya, tetapi akhirnya muncul juga.
Ternyata keduanya lulus …
Keduanya sama-sama lulus di fakultas dan jurusan yang sama, dengan nilai cukup tinggi. Galaxia dan Jokan saling memandang dengan mata berkaca-kaca.