Galaxia selalu memiliki mimpi besar sejak ia masih kecil. Dibandingkan dengan teman-temannya yang bermimpi menjadi dokter atau insinyur, mimpi Galaxia jauh lebih luas: menjelajahi Amerika Serikat.
Baginya, USA adalah puncak dari segala sesuatu yang terbaik—terkaya, terpintar, dan termaju di dunia. Setiap malam sebelum tidur, dia membayangkan dirinya berjalan di jalanan New York, mengagumi arsitektur megah di Chicago, atau menikmati pantai-pantai California.
Ketika tugasnya di Oman berakhir, dia melihat kesempatan untuk mewujudkan mimpinya. Dia mengajukan permohonan untuk bertugas di Amerika Serikat dengan misi khusus: memberantas penggunaan narkoba di kalangan anak muda. Baginya, ini adalah misi yang mulia dan menantang, sesuatu yang bisa ia banggakan.
"Kenapa kamu memilih Amerika Serikat, Galaxia?" tanya temannya, Karim, ketika mereka sedang minum kopi di sebuah kafe di Muscat.
"Sejak kecil aku sudah bermimpi tentang Amerika, Karim. Aku ingin melihat dunia di luar sana, dan lebih dari itu, aku ingin membuat perubahan. Amerika punya masalah narkoba yang serius di kalangan anak muda. Aku ingin berkontribusi untuk mengubah itu," jawab Galaxia dengan penuh semangat.
"Tapi, bukankah itu tugas yang berat? Kamu tahu sendiri bagaimana sulitnya menangani masalah narkoba," kata Karim dengan nada khawatir.
"Justru karena itu aku ingin melakukannya. Jika tidak ada yang mau mencoba, maka masalah itu tidak akan pernah selesai," kata Galaxia dengan penuh keyakinan.
Permohonannya disetujui. Tak lama kemudian, Galaxia menemukan dirinya berada di pesawat menuju New York. Mimpinya menjadi kenyataan. Setibanya di sana, ia segera disambut oleh hiruk pikuk kota yang tidak pernah tidur. Galaxia merasa kecil di antara gedung-gedung pencakar langit, tetapi hatinya dipenuhi dengan semangat dan tekad.
Dia ditempatkan di sebuah organisasi yang bekerja sama dengan kepolisian setempat untuk memberantas narkoba di kalangan anak muda. Tugas ini tidak mudah, tetapi Galaxia siap menghadapi tantangan.
"Selamat datang di Amerika, Galaxia. Saya John, kepala tim di sini. Kami sangat senang kamu bergabung dengan kami," sambut John dengan ramah.
"Terima kasih, John. Saya juga sangat bersemangat untuk bekerja di sini," jawab Galaxia.
"Begini, tugas kita tidak akan mudah. Penggunaan narkoba di kalangan remaja sangat mengkhawatirkan. Ada banyak faktor yang menyebabkan ini: tekanan sosial, akses yang mudah, dan kurangnya pendidikan tentang bahaya narkoba," jelas John.
"Saya mengerti. Di mana kita harus mulai?" tanya Galaxia dengan antusias.
"Kita perlu mendekati anak-anak ini, memahami apa yang mereka rasakan, dan memberikan alternatif yang lebih baik. Itu bukan pekerjaan satu atau dua hari, tetapi kita harus mulai dari suatu tempat," kata John.
Minggu pertama Galaxia bekerja di USA, ia mengunjungi beberapa sekolah dan komunitas. Ia berbicara dengan para remaja, mencoba memahami masalah yang mereka hadapi.
Namun, apa yang dia temukan jauh lebih mengejutkan dari yang dia bayangkan. Penggunaan narkoba begitu merajalela, dan tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi banyak remaja.
Galaxia sering kali pulang ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia senang karena bisa berada di negara yang selalu dia impikan. Di sisi lain, dia merasa terbebani oleh kenyataan yang dihadapinya.
"Bagaimana harimu, Galaxia?" tanya temannya, Maya, yang bekerja di tim yang sama.
"Hari ini sangat berat, Maya. Saya tidak menyangka masalahnya begitu parah. Anak-anak ini tampaknya sudah kehilangan harapan," jawab Galaxia dengan suara pelan.
"Itulah yang membuat pekerjaan kita sangat penting. Kita harus memberikan mereka harapan kembali," kata Maya sambil tersenyum.
"Tapi bagaimana caranya? Mereka butuh lebih dari sekedar kata-kata," kata Galaxia dengan frustrasi.
"Kita mulai dengan mendengarkan mereka. Mereka butuh tahu bahwa ada orang yang peduli," kata Maya dengan lembut.
Bulan demi bulan berlalu. Galaxia mulai melihat perubahan kecil. Ia dan timnya berhasil mendekati beberapa remaja dan membantu mereka keluar dari jeratan narkoba. Meskipun hasilnya tidak besar, setiap langkah maju memberi harapan baru.
Galaxia juga mulai merasa lebih nyaman di USA. Ia mulai menjelajahi tempat-tempat yang selalu ia impikan. Namun, di balik semua itu, ia tetap fokus pada misinya. Ia tahu, perjuangannya masih panjang.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih, Galaxia. Anda telah membantu saya keluar dari kegelapan," kata seorang remaja, Jake, yang telah berhasil pulih dari kecanduan.
"Jangan berterima kasih pada saya saja, Jake. Ini adalah hasil kerja kerasmu juga. Ingat, kamu tidak sendirian," jawab Galaxia dengan senyum.
"Saya tidak tahu bagaimana bisa bertahan tanpa bantuan Anda," kata Jake dengan mata berkaca-kaca.