Orang Orang Di Atas Angin

Yovinus
Chapter #67

67-Meretas Langit

 

Pada suatu sore yang cerah, Galaxia sedang duduk santai di teras rumahnya, menikmati teh hangat bersama suaminya, Porehkui. Suasana damai itu tiba-tiba berubah menjadi penuh tawa dan candaan ketika mereka memutuskan untuk membuka program VYZ di ponsel mereka masing-masing.

"Apa kabar dunia maya hari ini?" tanya Porehkui sambil menyeruput teh.

"Kita lihat saja," jawab Galaxia, tersenyum. Namun, senyum itu seketika hilang ketika halaman depan VYZ mereka dipenuhi dengan keluhan para pelanggan. Keluhan itu mayoritas tentang harga tiket penerbangan yang melambung tinggi.

"Astaga, ini semua orang marah-marah tentang tiket pesawat yang mahal," kata Galaxia, matanya membulat. "Bisa lihat ini, ada yang sampai bikin meme marah-marah!"

"Yah, tidak heran," Porehkui mengangguk setuju. "Biaya penerbangan memang gila-gilaan sekarang. Padahal orang-orang butuh bepergian, bukan hanya untuk liburan, tapi juga untuk pekerjaan dan keluarga."

Galaxia terdiam sejenak, berpikir keras. "Bagaimana kalau kita mendirikan perusahaan penerbangan sendiri?" katanya tiba-tiba.

Porehkui tersedak tehnya. "Kamu serius? Itu butuh uang yang tidak sedikit. Pasti triliunan …"

"Serius. Kita buat perusahaan penerbangan dengan biaya sangat murah. Kita ambil untung sedikit saja, yang penting orang-orang tidak terbebani," Galaxia menjelaskan, matanya bersinar penuh semangat.

“Tapi harga satu pesawat saja tidak kurang dari dua triliun rupiah, kita harus punya minimal 20 pesawat, biar tidak terjadi delay seperti sekarang. Itu pun kita belum bisa melayani kota-kota utama di negeri Konoha. Belum biaya lainnya lagi,” ujar Porehkui.

“Kitakan sudah punya tabungan sekitar 100 triliun,” desis Galaxia. “Uang sebanyak itu kalau untuk makan saja, tidak habis tujuh turunan. Meskipun uang kita tidak sebanyak orang-orang terkaya di negeri Konoha, tetapi sebaiknya uang itu kita gunakan untuk membangun dan membantu masyarakat kecil.”

Porehkui tertawa kecil. "Ide yang gila, tapi aku suka. Kita bisa membebankan biaya kargo murah juga, biar orang bebas bawa oleh-oleh untuk keluarga."

"Benar! Dan kita bisa pasang CCTV di kantor baru kita, biar pejabat yang nakal kelihatan kalau minta uang suap!" Galaxia menambahkan dengan semangat.

Porehkui mengangguk setuju. "Mari kita lakukan."

Beberapa bulan kemudian, setelah melalui berbagai rintangan dan tantangan, perusahaan penerbangan baru mereka, "Langit Murah Meriah," akhirnya resmi beroperasi.

Seperti yang mereka harapkan, masyarakat menyambutnya dengan antusias.

Seorang penumpang bernama Andi, yang baru saja membeli tiket penerbangan, tampak sangat bahagia. "Akhirnya ada juga penerbangan yang nggak bikin kantong bolong!" serunya pada kawannya ketika berada di bandara.

Lihat selengkapnya