Orang Orang Di Atas Angin

Yovinus
Chapter #73

73-Membuat Kebun Sawit

 

Ketika sinar matahari pertama menyinari hutan miniatur yang baru selesai dibangun, Porehkui dan Galaxia berkemas untuk pulang. Porehkui merasa rindu pada kampung halamannya.

Setelah berbulan-bulan terpisah, dia akhirnya mendapatkan cuti panjang dari kampus bersama Galaxia, istrinya itu. Meskipun mereka berasal dari daerah yang sama, mereka tidak berasal dari kampung yang sama.

Kampung Porehkui lebih dekat ke kota besar tempat mereka bekerja sebagai dosen, berjarak sekitar 400 km, sedangkan kampung Galaxia berjarak sekitar 700 km dan sekitar 150 sebelum sampai kampung hanya bisa ditempuh melalui jalur sungai.

Memang di daerah mereka serba sulit, meskipun Konoha sudah hampir seratus tahun merdeka, tetapi di daerah mereka sangat banyak daerah yang tidak ada jalan daratnya.

Karena pulau tempat mereka berada itu sangat besar, yang berisi sungai yang besar-besar dan panjang-panjang, sehingga jalur sungai menjadi akses utama untuk bepergian ke daerah lain.

Daerah mereka nanti mendapatkan jalan, jika transmigrasi sudah masuk, seolah masyarakat asal itu bukan manusia maka tidak dibangun akses jalan.

Porehkui menghela napas panjang ketika membayangkan perjalanan yang akan mereka tempuh. Jalan menuju kampungnya penuh tantangan, terutama 150 km terakhir yang berupa tanah kuning dan sangat becek jika musim hujan tiba.

Anak pertama mereka yang sudah lahir sekitar dua tahun yang lalu, tidak terlalu dekat dengan Galaxia, sehingga dia bisa di urus oleh baby sitter, jadi bisa Galaxia tinggalkan.

Baby-sitternya juga masih keluarga dekat Galaxia dari kampung, sehingga dia bisa dipercaya untuk mengurus anaknya.

Tapi, kerinduan pada kampung halaman lebih besar dari segala kesulitan yang akan dihadapi.

"Honey, kau sudah siap?" tanya Porehkui sambil memasukkan pakaian ke dalam tas.

Galaxia mengangguk sambil tersenyum. "Siap suamiku! Aku sudah rindu dengan sungai dan hutan kita. Tapi perjalanan ini pasti melelahkan, ya?"

Porehkui tertawa kecil. "Itu pasti. Tapi, hey, kita ini petualang! Tidak ada yang bisa mengalahkan semangat kita, bukan?"

"Benar juga. Lagi pula, aku juga ingin melihat kampungmu, Porehkui. Aku ingin tahu seberapa jauh kita sudah berubah sejak meninggalkan rumah."

Dengan semangat yang membara, mereka berdua pun memulai perjalanan panjang tersebut.

Perjalanan dengan mobil 4x4 memang tidak mudah. Jalan yang berlubang dan becek membuat mereka harus berhenti beberapa kali untuk memastikan kendaraan tetap dalam kondisi baik.

Sepanjang jalan, Porehkui melihat pemandangan yang membuat hatinya miris. Masyarakatnya banyak yang hidup susah. Mereka yang bekerja sebagai penambang emas atau pembalak kayu sering ditangkap aparat.

Banyak dari mereka yang akhirnya pindah ke kota untuk mencari pekerjaan sebagai buruh atau membuka usaha kecil-kecilan. Pemandangan perempuan yang membuka salon kecil atau bahkan menjual diri di kota membuat hati Porehkui teriris.

"Porehkui, lihat itu," kata Galaxia sambil menunjuk ke arah seorang perempuan yang sedang duduk di pinggir jalan dengan wajah lesu. "Kenapa ini terjadi?"

Lihat selengkapnya