Orang Orang Di Atas Angin

Yovinus
Chapter #75

75-Menjadi Berkat Bagi Sesama

 

Mereka adalah mantan dosen yang telah memutuskan untuk pensiun dini dan kembali ke kampung halaman untuk mengelola perkebunan sawit dan mendidik anak-anak mereka.

Walau sudah pensiun, hidup mereka jauh dari kata tenang.

“Sayang, sudah siap proposal untuk kirim ke luar negeri?” tanya Porehkui bertanya kepada Galaxia suatu pagi sambil menyesap kopi.

“Sudah, Honey. Tinggal di-print saja. Nanti minta tolong si Budi kirim lewat pos di kota,” jawab Galaxia sambil mengusap keringat di dahinya.

“Kenapa tidak online saja?” tanya Porehkui lagi.

“Sudah dikirimkan online, tetapi mereka meminta juga proposal ori yang ada cap basahnya.”

“Ooohh.”

Porehkui mengangguk puas. "Bagus. Kita harus terus cari bantuan untuk lembaga sosial kita. Siapa tahu ada yang tertarik membantu.”

Setiap hari, Porehkui dan Galaxia sibuk mengurus perkebunan sawit mereka. Meski tinggal di kampung, mereka tidak ketinggalan informasi karena berlangganan satelit Elon Musk. Dengan teknologi ini, mereka bisa menonton berita dunia sambil makan pisang goreng.

“Sinyal kuat sekali, Bu. Ini berkat satelit Elon Musk,” kata Porehkui sambil memegang remote TV.

“Ya, Pak. Bisa lihat berita tanpa buffering,” jawab Galaxia sambil tertawa.

Anak-anak mereka pun diajari untuk bekerja keras di kebun. Mereka tidak menyekolahkan anak-anak di kota agar terhindar dari pengaruh buruk.

“Nak, lebih baik kalian di sini saja. Narkoba, kekerasan, hubungan sejenis, seks bebas, itu banyak terjadi dalam kehidupan di kota,” kata Porehkui serius. “Meskipun tidak semua orang melakukannya, tetapi kehidupan malam penuh hal begitu.”

“Betul kata ayahmu. Di sini kita bisa hidup tenang dan sehat,” tambah Galaxia.

Meski sibuk dengan perkebunan, Porehkui dan Galaxia tidak melupakan masyarakat sekitar. Mereka sering membantu orang-orang yang kesulitan dan memberikan jalan keluar bagi masalah mereka.

“Pak, kami butuh modal untuk usaha kecil-kecilan,” kata salah satu warga.

“Tenang saja. Kami akan bantu,” jawab Porehkui sambil tersenyum.

Tidak hanya itu, mereka juga memotivasi masyarakat untuk maju dan hidup lebih baik.

“Jangan malas-malasan. Ayo kita berusaha bersama,” seru Galaxia di hadapan para warga.

Satu hari, proposal yang mereka kirim ke luar negeri mendapat tanggapan positif. Ada seorang dermawan yang tertarik membantu lembaga sosial mereka.

“Pak, kita dapat bantuan dari luar negeri!” seru Galaxia dengan wajah berseri-seri.

“Syukurlah. Ini berkat kerja keras kita,” jawab Porehkui penuh rasa syukur.

Dengan bantuan tersebut, mereka bisa terus mengembangkan universitas murah, panti jompo gratis, pelatihan gratis, dan bantuan keuangan gratis bagi masyarakat.

Di tengah kesibukan, Porehkui dan Galaxia tetap menyempatkan waktu untuk bersenang-senang bersama keluarga.

“Ayah, ibu, ayo main bola!” seru anak-anak mereka.

“Baiklah. Mari kita bersenang-senang!” jawab Porehkui dengan semangat.

Mereka bermain bola di tengah kebun sawit, tertawa riang tanpa henti. Keceriaan dan kebersamaan adalah hal yang selalu mereka jaga. Apa lagi di sekeliling kebun sawit itu di dalam pagar sengaja mereka buat jalan untuk olah raga dan bermain.

Kebun sawit mereka sekitar 3 km kelilingnya, semua di pagar untuk menjaga para ninja sawit, tetapi di sisi bagian dalam di alam pagar itu jalan mulus beraspal yang dibuat pribadi, sehingga bisa berjalan maupun berolah raga.

Lihat selengkapnya