Orang-Orang Sederhana

Oleh: M. Sadli Umasangaji

Blurb

Ismu terkenang pada catatan buku merah Tuan M. Masyarakat borjuis modern yang timbul dari runtuhan masyarakat tidak akan menghapus pertentangan kelas. Ia hanya menciptakan kelas-kelas baru, syarat-syarat penindasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru sebagai ganti yang lampau.

"Apakah hirarki dalam masyarakat tidak bisa hilang?" Ismu mendekam dalam hati.

Ia memandang realitas dirinya. Dirinya yang menjadi orang-orang sederhana. Mengenang rasa kecewanya hingga memakan kamfer, butiran pengharum kamar mandi. Ia berkali-kali menyadari bahwa "Politik memang bisa merubah nasib orang-orang banyak. Tapi isi dapur, isi dapur yang menyala tak selamanya ditanggung oleh politik."

Ia juga menyadari, "Bahwa perubahan nasib dari orang-orang sederhana, memang seharusnya diperjuangkan oleh orang-orang sederhana itu sendiri". Seperti kata Tuan M, "Pembebasan kelas buruh haruslah tindakan kelas buruh itu sendiri." Sekali lagi, Ismu memilih menerima realitas.

Orang-Orang Sederhana bercerita tentang polemik daerah tambang yakni pada kabupaten HT tempat tinggal Gifar dan Ismu. Kemudian cerita berjalan mundur kembali ke Desa W, tempat tinggal Gifar dan masa remajanya serta keinginan Gifar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Kemudian bercerita tentang perjalanan Gifar di Kota T serta beberapa desa yang dikunjunginya, serta diskursus mengenai kaum miskin, kesadaran sosialisme dengan berbagai teman sesama aktivis pergerakan. Terakhir bercerita tentang perjalanan kembali ke desa dan kehidupan absurd paska kampus.

Lihat selengkapnya