Orang-Orang Sederhana

M. Sadli Umasangaji
Chapter #21

Kenangan dalam Perjalanan

 

Kembali dalam perjalanan…

Setiba dan melewati desa S, sebagai daerah transmigrasi, Gifar melihat pemandangan ladang dan pematang sawah. Pikirannya terbawa ketika dulu dalam perjalanan antara Kota Sejuk ke Kota Pecel di Pulau J ketika dia dan Ismu melakukan magang di sana.

“Pulau J adalah Negara J,” pendam Gifar setelah melihat keadaan disana. Ia lebih mirip negara sendiri ketimbang alih-alih sebagai Indonesia. Orang-orang dari luar pulau J akan memandang bingung karena pulau J dengan bahasa J menandakan mereka sebagai budaya menjadi “negara sendiri”. Atau mungkin dia representasi mutlak dari Indonesia. Atau karena semua pemimpin Indonesia adalah orang Pulau J. Perasaan-perasaan ini hadir bagi orang-orang Timur, orang-orang di luar Pulau J. Bahwa pulau J seperti negara sendiri.

Walaupun tidak semua orang di pulau J menggunakan bahasa J, ada bahasa S, dan beberapa suku lain, selain suku J. Itu karena dalam pikiran Gifar bahwa semua orang di pulau J adalah orang J dan sama, semua juga menggunakan bahasa J tapi ternyata tidak juga. Akan tetapi ketika kita di Pulau J dan tidak menggunakan bahasa J maka sudah pasti orang-orang pulau J tahu bahwa kita adalah orang di luar pulau J. Seperti pertanyaan, “Asli mana mas?”, ketika ditanya oleh beberapa orang pulau J.

“Jauh mas, jauh bagian Timur Indonesia mas,” jawab Gifar.

“Dari Kota T mas,” lanjut Gifar.

“Kota T itu di NTT ya mas?”

“Atau Sulawesi ya?

“Bukan mas, Kota T itu bagian Utara Maluku, Provinsi MU”

Lihat selengkapnya