Setelah kembali di desa, memang ada kenangan yang tersirat tentang kota T. Aku beberapa kali menulis puisi soal itu, soal pulau H dan Kota T sebagai bagian dari provinsi yang paling bahagia. Bahkan bukan hanya bagian dari provinsi paling bahagia, Kota T pernah dinobatkan sebagai provinsi dengan tingkat kemiskinan terendah di dunia. Tapi kenyataannya, kam tetap biasa saja. Tetap orang-orang sederhana. Dulu aku pernah menuliskan puisi.
Pulau Bahagia dan Miskin
Mengapa ia jadi pulau bahagia?
Di tiap-tiap desanya banyak pohon kelapa
Berpuluh-puluh pohon pala
Beramai-ramai batang pohon cengkeh
Mereka percaya
Dulu orang-orang Eropa
Datang ke sini merampas rempah-rempah
Para pahlawan dari kesultanan mengusir penjajah itu
Pulau ini sekarang pulau paling bahagia
Pulau ini sekarang pulau pertumbuhan ekonomi tertinggi
Nilai tertinggi dari pendulang tambang
Nilai tertinggi dari pengkerok nikel
Nilai tertinggi dari industri pengolahan
Mereka berkelakar mereka bahagia dalam kemiskinan
Pujian Tuan Kita terlontarkan
Tuan Kita bahkan juga pamer pada dunia
Dan Om Desa melawan
Berkata biar pajak daerah kami tak dibayar
Berkata biar produk daerah kami tak dibeli
Berkata biar lapisan pekerjaan masyarakatnya rendah
Berkata biar rakyat kami hanya tenaga kerja buruh
Dan di Pulau Sunyi ini kita berkata
Pulau Sunyi kita telah jadi Pulau Paling Bahagia
Pulau Paling Bahagia dan Pulau dengan nilai Tinggi
Pulau Paling Bahagia tapi juga Pulau Nestapa
Mereka menyebut kami bahagia
Bahagia karena kondisi emosional
Tak mudah kehilangan pekerjaan
Bahagia karena kultur kami
Cenderung egalitarian dan terbuka
Bahagia karena geografis alam kami
Kami dekat dengan gunung sekaligus laut
Bahagia karena kami sering beribadah
Bahagia karena kedekatan keluarga dan suku
Kembali seperti sedia kala
Pendapatan kami tertinggi kelima paling bawah
Harga kopra naik turun
Potensi perikanan masih belum maksimal
Dan aku masih senang memandang laut
Dan kantongku masih seperti itu setiap bulan
Seperti kata menangispun tetap sederhana
Jadi tersenyumlah di Pulau Sunyi
#
Kota T adalah pulau kecil. Pulau kecil merupakan daerah dengan luas lautan yang banyak biasa memiliki potensi perikanan. Potensi yang tersedia untuk perikanan tangkap, mengikuti data lama, sebesar 1.035.230 ton per tahun, di mana potensi lestari sebesar 517.000 ton per tahun, dari potensi tersebut yang baru dimanfaatkan sebesar 150.232 ton per tahun atau 29%. Dengan luas laut 75-78% dari total wilayahnya, Pulau Kecil memiliki potensi produksi lestari perikanan budidaya yang sangat besar. Pulau Kecil dengan luas laut 75% dan daratan yang hanya 25% memberikan peluang besar bagi pengembangan perikanan untuk kesejahteraan masyarakat nelayan. Ikan Cakalang dan Ikan Tuna merupakan komoditas perikanan yang paling unggul dan dominan. Pulau kecil itu dikelilingi laut, dan memungkinkan untuk kaya akan potensi ikan.
Negeri ini merupakan negara kepulauan yang dua per tiga wilayahnya merupakan laut, akan tetapi tidak serta merta membuat bangsa ini memiliki budaya makan ikan yang baik. Anak 1-3 tahun adalah anak yang masih dalam masa pertumbuhan dan termasuk dalam kelompok rawan gizi. Anak di Indonesia semakin lama semakin pendek. Hal-hal tersebut sebenarnya disebabkan karena konsumsi karbohidrat lebih dominan dibandingkan dengan protein sehingga pertumbuhan akan terganggu.
Negeri Laut, Ikan Ngafi, Telur
Pernah sekali aku berjalan
Di Pulau J
Ke Hutan Pinus