Aku berpikir bahwa aku adalah orang-orang yang ku kagumi. Memang ada beberapa tokoh gerakan yang membuat kami mengagumi mereka. Ya, semacam gagasan yang memberi inspirasi. Kami mengagumi Tuan Melenting. Kami menyebutnya begitu. Tuan Melenting adalah tokoh politik dari Merah Perjuangan. Ia termasuk tokoh politik yang realitis dan kadang membuat kelucuan yang ambigu, kadang kelucuan dengan sindiran terhadap realitas. Misalkan ia menyebutkan bahwa “Mana ada para Anggota Perwakilan Rakyat ini yang mau diganti. Yang ada ketika Pemilihan Rakyat, mereka akan berusaha untuk terpilih lagi kembali.” Ia sekedar menyindir bahwa tempat duduk Anggota Perwakilan Rakyat sudah memberikan kenyamanan. Ia juga sekedar menyindir soal transaksi uang dari Anggota Perwakilan Rakyat yang kalau digunakan dalam pembayaran melalui online akan cenderung kecil sehingga tidak terlalu cukup untuk biaya kampanye mereka.
Dalam beberapa waktu kemudian, Tuan Melenting lebih banyak seperti menjadi filsuf melenting. Ia membicarakan tentang bagaimana orang-orang sederhana seharusnya bertahan. Ia juga membicarakan tentang bagaimana seharusnya perasaan orang-orang sederhana. Ia juga membicarakan tentang bagaimana cara orang-orang sederhana melenting. Aku begitu sukai gagasannya soal orang-orang sederhana yang melenting. Arkan, Ismu dan juga Bang Sira juga menyukai gagasan itu.
Tuan Melenting itu berkata, “Seseorang yang mengaku ‘orang-orang sederhana’ haruslah memiliki mentalitet. Mentalitet korea.” Begitu ia biasa menyebutkan. “Mentalitet korea seorang korea sejati akan tahan banting dan tahan sakit demi bisa melenting ke lapisan paling atas,” gagasan Tuan Melenting.
“Sebab mentalitet orang sederhana terbentuk atas kesadaran ‘keorang-sederhanaan’ dalam diri sendiri,” ku pikir begitu.
Tuan Melenting sendiri menguraikan tentang istilah korea itu. Konon, istilah korea berkaita dengan orang-orang Korea yang menjadi pasukan Jepang. Pasukan Korea masa merupakan simbol dari mentalitas yang Tangguh. Pasukan Korea memang tidak segagah dan setangguh tentara elite Jepang. Perawakannya biasa saja. Namun, mereka memiliki militansi. Militansi inilah yang diadopsi untuk menjadi mentalitas korea-korea. Mentalitas itu yang sangat diperlukan untuk berjalan pada tujuan yang lebih tinggi.