Blurb
Wajah lelaki itu dihinggapi oleh rasa resah yang selalu menghantui kehidupannya selama. Dia yang semula dikenal sebagai lelaki yang taat dalam menjalankan ajaran Tuhan dan paling rajin ke gereja berubah menjadi lelaki yang tak lagi mengenal Tuhan. Padahal dia sendiri terlahir dari keluarga yang selalu menekankan agar selalu mendekat kepada Tuhan. Bahkan istrinya juga menjadi ikut-ikutan suaminya. Pasangan itu tak lagi mau pergi ke gereja. Ternyata tidak hanya itu, sejak lelaki itu menjauh dari Tuhan, dia justru semakin dekat dengan minum-minuman keras. Tiap hari mulutnya penuh dengan alkohol. Hingga suatu hari dia berpendapat bahwa masa manusia bisa menjadi Tuhan dan bisa memberikan pertolongan kepada manusia di dunia hanya dengan mengorbankan darahnya?
Pertanyaan itu lantas membuat lelaki itu berkeliling dunia hanya untuk menemukan Tuhan yang sejati. Tuhan yang dapat menolong dirinya tanpa bantuan dari orang lain. Masa manusia bisa masuk surga dan bertemu dengan Tuhan dengan harus meminta pertolongan dari orang lain? Awalnya dia mempelajari kitab-kitab suci umat Budda, Hindu sampai Konghucu. Bahkan dia sempat menjadi Ateis di puncak kekacauan hidupnya. Hingga pada akhirnya dia dipertemukan dengan seorang anak muda yang mengaku Islam tapi pemikirannya tidak sama dengan umat Islam yang ditemuinya selama ini. Dari anak muda itu, lelaki tersebut memahami bahwa Tuhan itu lebih dekat daripada urat leher yang berarti bahwa Tuhan itu Mahadekat. Lalu buat apa dirinya mencari Tuhan harus jauh-jauh ke negeri seberang?
Setelah menelaah sebuah kitab rahasia yang tidak pernah dan tidak pernah ditulis oleh siapapun, akhirnya lelaki itu dengan mantap ingin berpindah keyakinan dengan memeluk Islam sebagai agamanya. Keislamannya pun disambut dengan lelehan air mata. Lantas lelaki novelis itu mengucapkan dua kalimah syahadat. Sepasang suami istri itu bersama-sama memeluk Islam. Ajaibnya, kehidupan mereka yang pernah kacau akhirnya kembali damai.
Namun yang membuat orang-orang di sekitarnya menghujatnya sebagai Islam munafik adalah lantaran kebiasaan buruknya dalam mengonsumsi alkohol. Dengan jawaban diplomatis lelaki itu berkata pada penghujatnya bahwa yang diminumnya bukan alkohol melainkan air putih dan jelas, hukumnya halal. Dalam pandangan Allah tidak ada yang halal dan haram karena hakikat dari semua yang ada di dunia ini berasal dari Allah. Kalau Allah haram, kenapa kamu menyembah Allah? Demikian kata novelis itu yang membuat orang tercengang.