-Hampir 1 bulan setelah ospek-
"Barra tungguin gue ya, sebentar lagi selesai kok. Tolong tungguin gue, gue panik banget kalau ditinggal sendirian" ucap Kiya yang sekarang sedang panik banget karena dia belum merampungkan laporannya.
Barra menjadi iba, tidak tega meninggalkan Kiya sendirian dan agak sedikit menyesal menanyakan ke Kiya "Laporan lu udah selesai belum Ki?" kepada dia yang jelas-jelas sedang kelabakan di depan laptopnya. Walaupun membuang waktu, Barra merasa tidak keberatan menemani Kiya, apalagi sekarang mungkin kedudukan Kiya sama dengan Rian dan Ami. Barra rela tidak menemani Rian dan Ami demi Kiya, teman baru Barra.
"Iya gue tungguin, santai aja ngerjainnya. Si Rian juga masih nungguin kok di luar, kalau Rian yang jadi penanggung jawab praktikum, ngumpulin laporan telat lima hari juga masih boleh. Tapi minusnya banyak sih heheh" candaan garing Barra mengejek Kiya.
"Jangan ngeselin gitu deh, huhuh" ucap Kiya yang ingin menangis mendengar perkataan Barra. Padahal dulu Kiya merasa bahwa kesan pertama dia ke Barra adalah cowo yang kalem dan baik hati tidak seperti yang dia kenal sekarang.
"Barra, ayo makan ke kantin" ucap Ami yang menghampiri Barra dan Kiya. Ami melirik ke arah Kiya yang akhir-akhir ini sering terlihat bersama Barra.
"Boleh duluan aja ga Am?, gue masih mau nemenin Kiya nih" timpal Barra.
"Ohh yaudah, gue duluan ya"