Rumah Joni di akhir pekan hampir tidak pernah sepi, Andre dan Hani sering main ke rumah Joni semenjak SD karena rumah dia yang paling besar dan mewah. Ibunya juga sering memasakkan atau membelikan mereka cemilan saat mereka main atau kerja kelompok dan belajar bareng. Andre selalu mengajari Joni dan Hani, karena diantara mereka bertiga, Andre yang paling pintar dan jenius. Hani masih mending cepat belajar daripada Joni yang cepat menyerah belajar. Andre sampai mati-matian mengajari Joni ketika hendak ujian masuk universitas yang sekarang mereka hadiri. Jadi, menurut Mama Joni ini adalah balas budi yang baik kepada Andre dan Hani karena berkat mereka, Joni bisa masuk universitas top di Indonesia.
"Jon, kayaknya aku suka sama seseorang deh" Andre memulai pembicaraan diantara dua sahabatnya, Joni dan Hani. Mereka sekarang ada di rumah Joni untuk mengerjakan laporan praktikum bersama. Tangan Andre sibuk mengetik di laptopnya.
"Wah akhirnya sekarang adek kecil kita udah tahu cinta juga" ucap Joni sumringah menimpali perkataan Andre. Dia masih sibuk membuat desain di laptop miliknya, berkutat rajin dengan laporan dan sejenisnya memang bukan keahlian Joni. Dia akan mengerjakan nanti malam, setelah punya Andre dan Hani selesai. Kalian tau apa yang Andre maksud kan?. Namun karisma, kepandaian berbicara, serta aura kepemimpinan Joni terlihat jelas saat dia berdiri dan berbicara di depan umum. Sungguh dia menjadi orang yang tidak berguna kalau berada di dekat Andre dan Hani.
"Dan siapa cewe itu?" Tanya Hani yang juga menulis laporannya, sembari merapihkan poninya kebelakang telinga. Hani adalah cewe cantik idaman jurusan teknik industri mereka. Tapi sayangnya dia tidak peduli dengan cowo lain selain Joni dan Andre. Tapi menurut gossip jurusan, Hani bukan sekedar teman dekat dengan Joni. Hanya mereka berdua, Andre dan Tuhan yang tahu.
"Ami Dianna, teman kelas kita" ucap Andre, jantungnya berdegup kencang ketika menyebut nama Ami. Seketika juga mukanya panas, malu, lalu menutupi mukanya dengan lengan.
"Hah?! Serius kamu Ndre? Pasti susah dapetin dia mah" sahut Joni merespon ucapan Andre. Apa yang dibilang Joni memang benar dan Andre tahu itu.
Andre dan teman-teman cowok lain di jurusan mereka pernah membuat rangking siapa cewe tercantik dijurusan mereka hanya berdasarkan paras dan tubuh saja. Hani ada di peringkat kedua, disusul Ami peringkat ketiga dan Kiya diperingkat keempat.
"Hmm iyasih, yang peringkat satu siapa? Aku lupa Jon" Tanya Andre.
"Caca kalau ga salah, yang suka bareng Kiya sama Mira" jawab Joni.
"Itu rangking apaan ya kalau boleh tahu?!" Andre dan Joni lupa kalau Hani ada disini. Hani menatap mereka dengan senyum yang ga ada manis-manisnya.
"Oke, kita bantuin kamu deket sama Ami. Iya kan Han?" ucap Joni buru-buru mengalihkan pembicaraan.
"Ohh iya, kenapa Andre suka sama Ami?" sambung Hani yang dengan mudah melupakan hal-hal sepele begitu. Dia bingung kenapa Andre suka dengan cewe jutek dan cuek kayak Ami. Dan Hani hanya tidak sadar kalau dirinya juga mirip dengan Ami. Mungkin Andre suka gara-gara dia mirip dengan Hani (?).
"Kalian inget setelah ospek ada pengumuman mahasiswa teladan pas ospek? Muka aku mejeng di poster gede itu di kaca didepan sekret himpunan kan? Entah kenapa Ami lama banget ngeliatin poster itu. Pertamanya aku ga tau siapa, tapi pas aku ikutin ternyata dia temen sekelas kita. Awalnya aku biasa aja, tapi lama-lama aku perhatiin dia juga punya sisi manis dan baik. Dia juga cantik kan" jawab Andre panjang lebar, dengan polos menjelaskan detail kepada sahabatnya. Andre tidak berbohong ketika bilang bahwa Ami memiliki sisi yang manis. Saat Ami peduli dengan Rian yang tertidur waktu kuliah dengan berusaha membangunkannya dan menyuruh Rian minum lalu cuci muka ke toilet. Andre sukses menjadi pemerhati setia Ami, atau bahasa kasar 'penguntit'.
"Lucu banget sih kamu Andre" ucap Hani pelan sambil menahan malu juga. Andre yang harusnya menahan malu ketika menceritakan kenapa dia jatuh cinta, namun Hani terlanjur ikutan gemas dengan tuturan Andre.