Orange Breeze

Cemung
Chapter #5

5. Dann

Dann menatap layar gawainya dengan perasaan yang tak menentu, melihat nama yang tertera disana membuat hatinya sedikit bergejolak. Dia tidak pernah mempersalahkan ini sebelumnya, namun, dia merasa bila dia tidak melakukan apa-apa sekarang mungkin dia akan menyesal.

Waktu pertama kali dia bertemu Kiya sekitar sekolah dasar dulu, saat dia merasakan sinar matahari begitu menyengat kulit di tubuhnya yang terbuka, terasa sangat menggembirakan bila bermain bersama teman-teman di tempat bermain halaman sekolah. Harusnya begitu. Dann baru saja pindah ke sekolah barunya, duduk di depan kelas dan menatap sendu teman-teman yang bermain. Belum ada yang mengajaknya untuk menjadi maling atau polisi dan saling mengejar, menjadi yang bersembunyi atau yang berjaga, atau sekadar menyapa dan duduk bersama. Dann masih malu-malu untuk mengajak berbicara duluan.

Kiya yang mendapati Dann sendiri, yang duduk menepi tanpa ada teman yang menemani di depan kelasnya. Kiya menyapa, dengan suara yang menyenangkan dan menenangkan lamunan Dann yang semakin buyar entah kemana. Kiya merasa sebagai tetangga yang baik harus mengajak dan mengenalkan Dann kepada teman-teman yang lain walau mereka berbeda kelas.

Dann dikenalkan Kiya ke teman-teman kelasnya, lalu bermain dibawah terik matahari. Anak-anak memang mudah merasa dekat waktu kecil. Mungkin waktu itu bau keringat dan sangit matahari menjadi aroma favorit yang menempel di bajunya. Kulitnya yang semakin menghitam, selaju lurus dengan tawa di wajahnya. Saat pertama kali begitu mengenal Kiya, itu membawa kebahagiaan yang tidak dapat terdefinisi oleh Dann. Sampai sekarangpun tetap begitu.

Dann dari pertama masuk kuliah, jarang berkomunikasi secara langsung dengan Kiya. Lebih sering chat atau telepon. Mereka memang sempat menrencanakan untuk masuk ke univ yang sama, namun, tidak menyangka akan satu jurusan. Dann diam-diam sangat senang sekali dengan takdir yang membawa mereka ke tempat yang sama ini, dia menyadari bahwa selama ini dia menaruh hati pada Kiya semenjak mereka berpisah. Saat SMA, Kiya yang harus pindah dan tidak lagi berada dekat di samping Dann.

"Dann, dari tadi lu ngeliatin apaan sih di hape?" tanya Joni yang mengganggu aktivitas Dann.

Hari ini Joni akan mengumpulkan beberapa orang yang dapat diandalkan untuk membentuk acara buku puasa bersama angkatan mereka. Dann yang terkenal jago desain dan publikasi, dipilih Joni untuk membuat poster acara tersebut.

"Enggak kok" ucap Dann asal menjawab pertanyaan ketang.

"Hmm yaudah, omong-omong lu enak ya ada di kelompok praktikum 1. Kalem-kalem kan ya orangnya?" ucap Joni berusaha membuka percakapan. Mau dijawab seenteng apapun, Joni tahu ada yang sedang dipikirkan oleh Dann.

Lihat selengkapnya