Seragam Penutup Dusta
Kami bukan bara yang bisa kau padamkan.
Kami membawa tuntutan, bukan kertas kosong.
Dua puluh tahun bukan sekadar angka.
Tetapi pertanyaan tentang keadilan dan tanggung jawab.
Elang, Hafidin, Hendriawan, Heri
tak pernah pulang sejak petang itu.
Raga mereka roboh tiba-tiba
terkena logam panas yang ditembakkan
oleh tangan yang menyembunyikan dirinya
di balik kain cokelat dan pangkat kebesaran.
Siapa yang memberi perintah?
Siapa yang menaruh peluru di balik seragam itu?
Bukankah seragam itu untuk menjaga?
Mengapa seragam itu mematikan jalan mereka?
Di dalam seragam itu,
Ada doa dan asa orang tua
untuk berani berdiri di jalan kebenaran.
Berpihak pada yang lemah saat penguasa batil.