Orasi di Balik Pelaminan

Rie Yanti
Chapter #16

Bab 16

Dhita memanggil dan menghambur ke pelukan Lara. Gadis itu sudah tiba lebih dulu di kampus. Teman-teman mereka berdatangan satu per satu dalam keadaan basah kuyup, mata merah, badan lunglai…

Posko penuh dengan bau obat gosok, cairan antiseptik, dan keringat. Para relawan medis sibuk mondar-mandir membawa kapas, botol air, mengobati mahasiswa yang teriritasi gas air mata, terluka ringan, kedinginan, dan kelelahan.

Dhita melepaskan pelukannya. Terisak. “Aku nggak tahu jadinya kayak gini…”

Lara berusaha menenangkan. “Yang penting kita selamat.”

Albi hendak berkoordinasi dengan teman-temannya, mencari tahu adakah teman-teman mereka yang diamankan polisi. Lara mencegah. “Obati dulu lukamu.”

Dhita lantas mengantar kedua temannya itu masuk posko. Karena relawan medis sedang sibuk, mereka yang kembali dalam kondisi yang baik harus membasuh mata mereka sendiri-sendiri. Dhita yang matanya sudah pulih, membantu Lara membawakan air bersih untuk membasuh mata dan wajah Lara dan Albi.

Lara mengompres kedua matanya dengan air dingin. Dia juga membantu Albi mengobati luka di pelipisnya. Darah masih mengalir, tapi tidak banyak.

“Sudah, sudah. Cukup.”

Albi menurunkan tangan Lara dari pelipisnya.

“Sedikit lagi,” kata Lara sambil meneteskan obat luka ke atas kapas.

“Ini cuma luka kecil.” Albi menolak. “Nanti juga sembuh sendiri.”

Lara menggeleng. “Tetap harus diobati.”

Albi mengalah, membiarkan Lara menekan-nekan kapas yang sudah dibubuhi obat luka ke pelipisnya.

Lihat selengkapnya