Ordeal of Thrones

Aiden
Chapter #3

Chapter 2

Kedatangan kami ke Farefall tidak kurang dari empat hari. Ayahanda ingin mengetahui secepatnya mengenai apa yang telah dilaporkan Lord Leinester. Padahal kami berniat mengambil cuti dari segala bentuk tugas kebangsawanan dan menikmati waktu kunjungan singkat ke Farefall. Sayangnya malah berakhir dengan bergulat memikirkan segala jenis cara untuk menekan resiko meledaknya pertumpahan darah.

Taman indah di belakang istana Archlongue menjadi destinasi terfavoritkan setelah arena sparing pedang. Istana ini milik anak-anak Raja dan dikelola oleh Theodore sebagai Putra Kedua. Menikmati semilir angin di sore hari tidak begitu buruk. Aku memejamkan mata dalam keadaan duduk sampai suara seseorang mengintrupsi. 

"Sierra!" 

Adik bungsuku berlari riang menghampiri. Buku tebal ditangannya mencuri perhatian sebab berisi tentang pengembangan mesin menurut cover yang tertera. Aku tidak tahu kalau Arzea tertarik dengan mesin. Dia bisa menjadi Engineer terkenal di masa depan apabila menekuni.

"Kenapa Arzea? Tolong jangan berlari, nanti kau jatuh." Aku khawatir melihatnya berlari begitu ceroboh. Seorang pangeran tak sepatutnya menampakkan kegabahan bertindak tanduk. Tapi karena Arzea masih kecil, kesalahannya tidak banyak mengundang cibirin.

Arzea segera mengurangi kecepatan langkah kakinya setelah mendengar peringatan, ia mencapai tempat aku berteduh tanpa satupun insiden. Wajah Arzea berseri-seri saat maniknya memerangkapkan tatapan mataku. Lihatlah anak sepuluh tahun ini yang sudah terkontaminasi virus keabnormalan dari Theodore. 

"Aku resmi akan menempuh pendidikan di Dettroi! Kota mesin impianku!" Soraknya senang.

"Ayahanda sudah memberi izin? Selamat Arzea!" Aku menepuk kepala Arzea bangga. Serusuh apapun kami ketika terlibat percekcokan, Arzea tetaplah adik yang aku sayangi. Belum lagi fakta bahwa dia akan dikirim sekolah padahal umurnya masih sepuluh tahun. 

"Bulan depan aku berangkat, jadi aku masih bisa melihat pesta kedewasaan kalian!" Ekspresi Arzea begitu bahagia sewaktu memberitahu bahwa dia bisa melihat pesta kedewasaanku dan Theodore minggu depan.

Pesta kedewasaan adalah pesta dimana Raja mengenalkan kami di depan masyarakat luas dari berbagai lapisan. Perempuan melangsungkannya saat mencapai umur lima belas sementara laki-laki tujuh belas. Berhubung aku dan Theodore tahun ini sama-sama menginjak usia dewasa, pesta kedewasaan kami diadakan serentak. Dan aku rasa itu merupakan pesta besar karena istana musim panas begitu sibuk mempersiapkan segalanya. 

"Sierra mau dansa sama siapa?" Pertanyaan tak terduga dari Arzea membuatku terdiam. Aku hampir lupa. Pesta kedewasaan artinya aku harus berdansa dengan seseorang sebagai tanda debutante, dan karena pekerjaan sebagai Letnan pasukan Narium Oleander aku belum memikirkan masalah tersebut sama sekali. 

"Hmmm, aku baru kepikiran. Mungkin aku akan mengajak Theon atau Kak Lucri," gumamku seraya memikirkan satu nama. Arzea terkekeh kecil.

"Kenapa kamu tertawa Zea?"

"Putri Sierra, pasanganmu nanti biar mereka yang mendekat, kamu tinggal pilih. Tidak etis jika Lady yang mengajak berdansa lebih dulu."

Ucapan Arzea ada benarnya, tapi tarian pertama seoang putri kerajaan pasti sangat diantisipasi. Apalagi Ayahanda belum menetapkan pria yang kelak menikahi putrinya. Sangat jelas bahwa minggu depan spekulasi mengenai calon suamiku akan menjadi buah bibir di Arsenia.

"Ah tetap saja, ini membuatku kepikiran." 

"Mau dansa denganku?" Tawar Arzea begitu saja. Seakan ia adalah kakak laki-laki yang mengkahwatirkan adiknya. Dia benar-benar meremehkan seorang Sierra sebagai wanita terhormat. Helaan napas menjadi jawaban atas kemurahan hati Arzea.

Lihat selengkapnya