Ordeal of Thrones

Aiden
Chapter #14

Chapter 13

Meja jamuan panjang yang jarang aku lihat terbentang. Daripada keluargaku yang hanya menggunakan meja makan biasa, Dratagnan megadopsi sistem yang kolot. Selama makan malam berlangsung keheningan menguasai, aku serasa kembali menjadi seorang bangsawan terpandang yang selalu mematuhi etika. Para pelayan secara bertahap mengganti hidangan saat Raxel telah menyelesaikan yang lain.

Selesai jamuan, kami diajak menjumpai menteri-menteri. Sejak aku menginjakkan kaki ke istana, aku belum pernah bertatap muka dengan anak kandung Raxel. Dia tidak datang saat makan malam. Itu sangat aneh karena bagaimanapun juga Ayahanda selalu mengajari anak-anaknya agar selalu makan malam bersama. Mungkin ini salah satu perbedaan budaya antara Arsenia dan Dratagnan? Entahlah.

Aula pertemuan benar-benar luas. Tidak ada tempat duduk kecuali takhta Raja yang dibatasi oleh dua puluh anak tangga. Raxel sekonyong-konyong bisa menatap rendah ke bawah tanpa banyak usaha. Dia duduk dengan sebelah kaki menumpu di atas yang lain. Aku dan Anakin memberikan salam sementara para menteri berjajar rapi membentuk dua barisan di sebelah kanan dan kiri.

"Bangunlah Archduke dan Archduchess."

Kami kembali berdiri tegak. Saat Anakin mengatur agar aku berdiri menghadap kiri, sebuah bangku secara ajaib muncul. Begitu kami duduk, para menteri juga mengikuti. Dratagnan memang pantas dijuluki kerajaan sihir. Meski pengguna sihir terbatas hanya kalangan bangsawan murni.

"Sir Lothario silakan lanjutkan kembali," ujar Raxel tegas. Para menteri saling bertukar tatap, sebagian dari mereka sesekali mencuri pandang kearahku dengan jelas. Aku balas menatap mereka tanpa takut.

"Beraninya kalian memandang Archduchess seperti itu!" Geram Anakin yang baru saja menyadari makna tatapan menteri-menteri. Nyali mereka langsung menciut, dan aku bisa merasakan aura lain yang menekan para menteri hingga kepala mereka tertunduk.

"Kesejahteraan bagi Penguasa Dratagnan. Yang Mulia izinkan hamba mengatakan sesuatu." Seseorang berdiri dengan badan membungkuk hormat. Raxel memberikan dia lambaian untuk melanjutkan.

"Laporan ini sangatlah penting karena mengandung informasi rahasia antara hubungan kerja sama Dratagnan dengan Kerajaan Kepulauan Baru. Jika Archduchess Lizzie mendengarkan, dengan segala hormat hamba tidak tenang membeberkannya. Apalagi Yang Mulia belum lama mengenal Archduchess Lizzie." Mata tua itu menatapku nyalang. Dia seperti sangat membenci kehadiranku di sini. Oh sial, belum apa-apa aku sudah mendapat musuh.

Raxel tertawa, "He? Aku bahkan lebih mencurigai setengah dari kalian yang berkomplot untuk membunuh darah dagingku selama aku pergi. Jadi mengapa harus repot-repot mengkhawatirkan Archduchess Lizzie?" Tangan kanan Raxel menopang dagunya. Pria tua itu terkesiap setelah teguran Raxel yang kelewat kasar.

Jeda setelah atmosfer suram terlewat memberikan kesempatan pasa Lothario tua untuk kembali berdiri sembari melaporkan hubungan kerja sama Dratagnan dan Kerajaan Kepulauan. Aku menyimaknya baik-baik sebagai upaya memahami kondisi dunia terkini.

"Kerajaan Kepulauan yang dipimpin oleh Ratu Luciana mendeklarasikan perang ke persatuan liga ArHenRes yang sudah mulai menginvansi kerajaan-kerajaan kecil dan miskin. Surat Ratu Luciana menginginkan Dratagnan mengambil sisi diperang kali ini karena liga ArHenRes dinilai menggoyangkan stabilitas kerajaan di seluruh dunia. Pimpinan liga itu adalah seorang tiran yang telah mengeksekusi seluruh keluarganya demi menggulingkan tampuk kekuasaan. Dia ingin menaklukan seluruh daratan dan mengklaim diri sebagai Kaisar pertama. Apabila Dratagnan mau menyokong Kerajaan Kepulauan, maka Kerajaan Kepulauan bersama kerajaan Ethea dan Ironsven membuat Pakta perjanjian perlindungan dan membuat pelatihan pasukan khusus untuk keperluan perang yang dikomandoi oleh Putra Mahkota Kerajaan Kepulauan."

Aku terdiam. Mencerna setiap kalimat yang keluar bagaikan rentetan dongeng penghantar tidur, bedanya ini merupakan permasalahan serius. Ares bergerak sangat cepat dari yang aku perkirakan. Dia bahkan sudah membuat Resenia mau bertekuk lutut. Tapi Kerajaan Kepulauan? Seumur-umur aku baru mendengar nama Kerajaan seperti itu.

"Lalu ada lagi?" Tanya Raxel yang mengantisipasi kelanjutan laporan oleh Lothario tua.

Sekali lagi, Lothario melirikku sinis. Dia berdehem lalu mengatakan, "Jika Yang Mulia sudah memutuskan pilihan dan menanggapinya positif, perwakilan Kerajaan Kepulauan akan datang kemari untuk memberikan surat pernyataan. Kemungkinan akan tiba dua bulan kemudian apabila dilihat dari jarak yang ada." Lothario membungkuk lagi.

"Duduk ... "

Lihat selengkapnya